Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dan mahasiswa Indonesia yang ada di Sudan, Afrika, masih terus dilakukan akibat konflik yang terjadi di sana. Mereka dievakuasi ke tempat yang lebih aman, dengan tujuan Jeddah.
Informasi yang diperoleh dari Ketua Ikatan Alumni Sudan Bidang 1 Sumber Daya Manusia dan Organisasi, Muhammad Fakhrurrazi Anshar, sebelum ke Jeddah, warga asal Indonesia diamankan di Port Sudan.
"Kemarin sudah ada pemberangkatan gelombang pertama. Hari ini sudah dilakukan evakuasi tahap kedua, khususnya mahasiswa Indonesia yang ada di Sudan," ungkap Fakhrurrazi, Selasa (25/4).
Baca juga: 542 WNI Dievakuasi dari Sudan Menuju Jeddah
Sebelumnya, dia mengungkapkan, ada sekitar 1.200 WNI termasuk di dalamnya mahasiswa terjebak konflik di beberapa kota di Sudan. Dan 40 diantaranya mahasiswa asal Sulawesi Selatan.
Menurut Fakhrurrazi, masalah yang dihadapi di Sudan saat ini, terkait transportasi darat (bus) yang digunakan memasang tarif berkali-kali lipat.
Baca juga: Lalui Hari-hari Sulit, Pengungsi Ceritakan Pelarian yang Penuh Risiko dari Sudan
"Sekali jalan tarif bus senilai 14 ribu dollar, atau sekitar Rp200 juta. Uang cash yang diberikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Sudan kepada mahasiswa sudah habis," ungkap Fakhrurrazi.
Satu bus, muat sekitar 60 orang. Mereka sudah tiba di Port Sudan. Perjalanan antara Khartoum dengan Port Sudan sekitar 8 hingga 12 jam.
Sementara, di Sudan dilakukan embargo, sehingga transaksi via ATM tidak bisa dilakukan.
Sebelumnya sekitar 500 WNI telah berhasil dievakuasi di proses evakuasi tahap pertama. Mereka dibawa ke Jeddah, Arab Saudi setelah sempat terjebak di tengah konflik bersenjata Sudan. Sebagain besar dari mereka adalah mahasiswa.
(Z-9)
Diketahui ada sekitar 1.200 WNI yang berada di Sudan saat ini, sebanyak 800 diantaranya adalah mahasiswa. Keamanan mereka terancam karena konflik antara militer dan milisi Sudan.
PERANG saudara masih berkecamuk di Sudan. Pertempuran antara militer dan kelompok paramiliter yang disebut Pasukan Pendukung Cepat (RSF) meletus sejak Sabtu, (15/4).
Para mahasiswa WNI mengatakan hingga Selasa, (18/4) suara ledakan terus menggema di telinga warga ibu kota Sudan, Khartoum.
Sejauh ini situasi keamanan di Sudan belum kondusif untuk mengevakuasi sebanyak 1.209 WNI ke tempat lebih aman termasuk ke Tanah Air.
PERWAKILAN pemerintah Republik Indonesia mengevakuasi 15 WNI ke Safe House di Kantor KBRI Khartoum karena kondisi perang saudara di Sudan.
JEPANG mempersiapan proses evakuasi warganya dari Sudan, setelah gagalnya gencatan senjata yang diinisiasi oleh Amerika Serikat.
Ribuan warga melarikan diri dari Ibu Kota Sudan, Khartoum, pada hari Rabu (19/4) di hari kelima pascapertempuran antara tentara dan paramiliter dimulai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved