Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
SEKRETARIS Umum (Sekum) Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menyatakan kekejian Israel akhir-akhir ini, salah satunya menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa adalah bukti bahwa radikalisme agama membahayakan perdamaian.
Gus Falah mengungkapkan, pemerintahan Israel saat ini dikuasai oleh koalisi ekstremis-radikalis Yahudi di bawah pimpinan Benjamin Netanyahu.
"Sejak menang Pemilu 1 November, Netanyahu ini membentuk pemerintahan bersama partai-partai Yahudi garis keras di bawah aliansi Zionisme Religius. Mereka ini berbasiskan radikalisme Yahudi, dan punya tendensi intoleran terhadap warga minoritas Muslim dan Kristen Israel, apalagi terhadap warga Palestina," ungkap Gus Falah dalam keterangannya, Selasa (11/4).
Politikus PDI Perjuangan itu melanjutkan, tindakan Israel yang membahayakan perdamaian sudah dimulai pada awal tahun ini, ketika Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir secara provokatif memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa.
Itamar, ujar Gus Falah, adalah Ketua partai Yahudi radikal, Jewish Power.
Tokoh radikal Yahudi lainnya di pemerintah Netanyahu adalah Menteri Keuangan Bezalel Smotrich. Gus Falah mengungkapkan, Smotrich pernah menyatakan bahwa tidak ada yang namanya rakyat Palestina. Smotrich juga pernah menyerukan agar kota Huwara di Tepi Barat 'dimusnahkan'.
Baca juga: Netanyahu Janjikan Stabilitas Keamanan
"Orang-orang seperti Ben-Gvir dan Smotrich ini tidak mau mengakui keberadaan negara Palestina, dan mendukung perluasan pendudukan Israel atas Tepi Barat yang sejatinya wilayah Palestina. Mereka ini para pelaku politik identitas yang menggunakan pandangan agama Yahudi yang ekstrem, guna meraih dukungan publik," paparnya.
Pandangan keagamaan yang ekstrem itu mendasari berbagai tindakan intoleran mereka terhadap warga Palestina. Gus Falah mengungkapkan, baru-baru ini para pemukim Yahudi sayap kanan kembali menyerbu masuk halaman Masjid Al-Aqsa di Jerusalem Timur dengan pengawalan polisi Israel.
Gus Falah pun mengungkapkan, intoleransi kaum radikalis Yahudi itu juga menyasar minoritas Kristen. Sejak rezim Netanyahu berkuasa, serangan terhadap warga dan tempat ibadah Kristen di Jerusalem bertambah dahsyat.
"Jadi, apa yang terjadi di Israel itu adalah contoh nyata, ketika perdamaian dan kesetaraan memburuk tatkala radikalis agama yang 'getol' mainkan politik identitas berkuasa," tegas Gus Falah.
"Karena itu, selain terus pada posisi berpihak pada bangsa Palestina yang tertindas, bangsa Indonesia juga harus menolak radikalisme agama, serta mencegah kaum radikalis berkuasa agar situasi buruk di Israel tak terjadi disini. Sebab radikalisme dari agama mana pun, pasti membahayakan perdamaian dan kesetaraan," tambah Ketua Tanfidziyah PBNU itu. (I-2)
KELOMPOK aktivis Palestine Action dilaporkan meluncurkan situs web rahasia bernama Direct Action Training untuk merekrut anggota baru.
TONY Blair Institute dikaitkan dengan proyek yang dikecam luas karena mengusulkan pembersihan etnis di Jalur Gaza dengan melibatkan pembangunan kembali daerah kantong pantai itu.
FILM Gaza: Doctors Under Attack tentang dokter-dokter di Gaza yang disasar Israel menuai sorotan tajam setelah penayangannya dibatalkan BBC. Channel 4 lantas menayangkannya.
PELAPOR khusus PBB meminta negara-negara memutus semua hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel. Pasalnya, hubungan itu disebutnya sebagai ekonomi genosida.
TURKI menolak keras seruan politisi Israel dan kabinet Negeri Zionis itu untuk menganeksasi Tepi Barat Palestina.
PELAPOR Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, menghadapi pembatalan mendadak saat dijadwalkan menyampaikan pidato publik di Bern, Swiss.
MENTERI Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengizinkan para pemukim ilegal untuk bernyanyi dan menari dengan bebas selama kunjungan mereka ke kompleks Masjid Al-Aqsa.
Ribuan Jamaah Hadiri Salat Jumat Pertama Bulan Ramadan di Masjid Al-Aqsa.
KOMITE Kristen Islam untuk Dukungan Jerusalem dan Tempat-Tempat Suci mengecam rekomendasi polisi pendudukan Israel untuk membatasi akses jamaah ke Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan.
HAMAS mengecam rekomendasi lembaga keamanan Israel untuk membatasi salat umat Islam di Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan yang dimulai Jumat (28/2) ini.
ISRAEL mempertimbangkan untuk pemberlakuan pembatasan baru di kompleks Masjid Al-Aqsa di Jerusalem menjelang bulan suci Ramadan. Demikian dilaporkan media Israel pada Senin (24/2).
POLISI Israel mengawal 632 pemukim menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa. Mereka dilaporkan melakukan ritual dan berkeliling di halaman kompleks masjid yang disucikan umat Islam sedunia itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved