Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Gus Falah: Kekejaman Israel Bukti Radikalisme Agama Berbahaya

Thomas Harming Suwarta
11/4/2023 17:19
Gus Falah: Kekejaman Israel Bukti Radikalisme Agama Berbahaya
Sekum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah.(Ist)

SEKRETARIS Umum (Sekum) Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menyatakan kekejian Israel akhir-akhir ini, salah satunya menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa adalah bukti bahwa radikalisme agama membahayakan perdamaian.

Gus Falah mengungkapkan, pemerintahan Israel saat ini dikuasai oleh koalisi ekstremis-radikalis Yahudi di bawah pimpinan Benjamin Netanyahu.

"Sejak menang Pemilu 1 November, Netanyahu ini membentuk pemerintahan bersama partai-partai Yahudi garis keras di bawah aliansi Zionisme Religius. Mereka ini berbasiskan radikalisme Yahudi, dan punya tendensi intoleran terhadap warga minoritas Muslim dan Kristen Israel, apalagi terhadap warga Palestina," ungkap Gus Falah dalam keterangannya, Selasa (11/4).

Politikus PDI Perjuangan itu melanjutkan, tindakan Israel yang membahayakan perdamaian sudah dimulai pada awal tahun ini, ketika Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir secara provokatif memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa.

Itamar, ujar Gus Falah, adalah Ketua partai Yahudi radikal, Jewish Power.

Tokoh radikal Yahudi lainnya di pemerintah Netanyahu adalah Menteri Keuangan Bezalel Smotrich. Gus Falah mengungkapkan, Smotrich pernah menyatakan bahwa tidak ada yang namanya rakyat Palestina. Smotrich juga pernah menyerukan agar kota Huwara di Tepi Barat 'dimusnahkan'.


Baca juga: Netanyahu Janjikan Stabilitas Keamanan


"Orang-orang seperti Ben-Gvir dan Smotrich ini tidak mau mengakui keberadaan negara Palestina, dan mendukung perluasan pendudukan Israel atas Tepi Barat yang sejatinya wilayah Palestina. Mereka ini para pelaku politik identitas yang menggunakan pandangan agama Yahudi yang ekstrem, guna meraih dukungan publik," paparnya.

Pandangan keagamaan yang ekstrem itu mendasari berbagai tindakan intoleran mereka terhadap warga Palestina. Gus Falah mengungkapkan, baru-baru ini para pemukim Yahudi sayap kanan kembali menyerbu masuk halaman Masjid Al-Aqsa di Jerusalem Timur dengan pengawalan polisi Israel.

Gus Falah pun mengungkapkan, intoleransi kaum radikalis Yahudi itu juga menyasar minoritas Kristen. Sejak rezim Netanyahu berkuasa, serangan terhadap warga dan tempat ibadah Kristen di Jerusalem bertambah dahsyat.

"Jadi, apa yang terjadi di Israel itu adalah contoh nyata, ketika perdamaian dan kesetaraan memburuk tatkala radikalis agama yang 'getol' mainkan politik identitas berkuasa," tegas Gus Falah.

"Karena itu, selain terus pada posisi berpihak pada bangsa Palestina yang tertindas, bangsa Indonesia juga harus menolak radikalisme agama, serta mencegah kaum radikalis berkuasa agar situasi buruk di Israel tak terjadi disini. Sebab radikalisme dari agama mana pun, pasti membahayakan perdamaian dan kesetaraan," tambah Ketua Tanfidziyah PBNU itu. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya