Netanyahu Janjikan Stabilitas Keamanan

PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan memulihkan keamanan setelah adaya gelombang kekerasan, yang mencakup tembakan roket dari Lebanon dan Suriah. Netanyahu juga mempekerjakan kembali Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang pemecatannya dia umumkan bulan lalu.

Bentrokan hebat, penembakan, serangan roket, hingga tabrak lari telah merusak stabilitas keamanan Israel di tengah bulan suci Ramadan, Paskah Yahudi, dan Paskah Kristen. 

Korban terbaru adalah seorang remaja Palestina dan seorang ibu keturunan Inggris-Israel, yang meninggal pada Senin (10/4) akibat luka-luka oleh serangan senjata di Tepi Barat yang sebelumnya menewaskan kedua putrinya.

Baca juga: Palestina Masih Membara, Ini Rangkuman Peristiwa Kekerasan Selama Sepekan

Sehari setelah polisi Israel, Rabu (5/4), menyerbu ruang salat masjid Al-Aqsa Jerusalem, situs tersuci ketiga Islam, lebih dari 30 roket ditembakkan dari wilayah Libanon ke Israel. Tentara Israel mengatakan serangan itu kemungkinan besar dilakukan gerakan bersenjata Palestina Hamas.

Israel kemudian membombardir Jalur Gaza dan Libanon selatan dengan menargetkan infrastruktur yang dimilik Hamas. 

"Kami tidak akan membiarkan teroris Hamas membangun dirinya di Lebanon dengan bertindak di semua lini," kata Netanyahu pada konferensi pers, Senin (10/4).

Baca juga: Doa Paus untuk Ukraina, Israel-Palestina hingga Rohingya

Kekerasan Israel-Palestina telah meningkat sejak pemerintahan baru Netanyahu mengambil alih kekuasaan pada Desember tahun lalu. Dia disokong koalisi dengan partai-partai Yahudi ultra-kanan dan ultra-Ortodoks.

Lonjakan kekerasan terbaru datang akhir bulan lalu setelah dia mengumumkan undang-undang reformasi peradilan, yang membelah rakyatnya dan pemerintahannya. Di antara korban politik adalah Yoav Gallant, yang diberhentikan oleh perdana menteri pada 26 Maret.

Pemecatan itu terjadi setelah dia menyerukan penghentian proses pembahasan UU tersebut di legislatif. Netanyahu saat ini berjuang melawan tingkat popularitas domestik yang sangat rendah.

Sebuah survei baru-baru ini menunjukkan dia kemungkinan akan kalah jika pemilihan umum diadakan sekarang. Netanyahu mengatakan dia dan Gallant memiliki perselisihan tajam tetapi dia telah memutuskan untuk melupakannya.

"Gallant tetap di posisinya dan kami akan terus bekerja sama demi keselamatan warga Israel," tambahnya.

Di Tel Aviv, beberapa ratus pengunjuk rasa turun ke jalan untuk mengecam pemerintah dan mengutuk Netanyahu. 

Pada saat yang sama, Israel membunuh seorang remaja Palestina, Mohammed Fayez Balhan, 15, dan melukai dua orang lainnya. 

Tentara Israel mengkonfirmasi pasukannya beroperasi di kamp Aqabat Jaber, tempat serangan mematikan Israel sebelumnya tahun ini, dekat Jericho.

Tentara Israel tersangka melepaskan tembakan, melemparkan alat peledak dan bom molotov. Selain Fayez yang ditembak mati juga Israel membawa satu orang lainnya.

Selama kejadian itu bentrokan meletus antara warga Tepi Barat dan tetara Israel

Ketika tentara memasuki kamp dan mengepung beberapa rumah. Seorang pejabat keamanan Palestina mengatakan kepada AFP bahwa lima orang telah ditangkap selama penggerebekan itu.

Israel telah menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari pada 1967 dan ratusan ribu pemukim Yahudi tinggal di permukiman ilegal menurut hukum internasional. Ratusan orang Israel menggelar aksi demonstrasi pada Senin (10/4) di utara Tepi Barat, mendorong persetujuan negara dari pos terdepan pemukim Israel.

Beberapa menteri pemerintah, termasuk Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir turut muncul dalam mengikuti demonstrasi itu. Berbicara kepada massa, Ben-Gvir mengatakan teror harus dilawan dengan membangun permukiman.

Kekerasan terus berkobar sejak polisi Israel menyerbu masjid Al-Aqsa dalam operasi menjelang fajar yang bertujuan untuk mengusir pemuda Palestina. Jumat malam, seorang turis Italia tewas dan tujuh lainnya terluka dalam serangan tabrak lari di Tel Aviv.

Konflik tahun ini telah merenggut nyawa sedikitnya 94 warga Palestina, 19 warga Israel, satu Ukraina, dan satu Italia, menurut hitungan AFP berdasarkan sumber resmi Israel dan Palestina. 

Angka-angka itu termasuk, di pihak Palestina, pejuang dan warga sipil, termasuk anak di bawah umur, dan di pihak Israel, sebagian besar warga sipil, termasuk anak di bawah umur, dan tiga anggota minoritas Arab. (AFP/Z-1)