Minggu 02 April 2023, 13:20 WIB

Serangan Bom Junta Myanmar Tewaskan 8 Orang Termasuk Anak-anak

Cahya Mulyana | Internasional
Serangan Bom Junta Myanmar Tewaskan 8 Orang Termasuk Anak-anak

AFP/STR
Demonstrasi menolak kekuasaan militer di Myanmar

 

Delapan warga sipil termasuk anak-anak tewas dalam serangan udara militer di sebuah desa di barat laut Myanmar, menurut sebuah kelompok hak asasi manusia, pemberontak etnis minoritas dan media di sana. Aksi kekerasan terbaru ini terjadi di saat militer Myanmar mengkonsolidasikan kekuasaan.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta dua tahun lalu. Sejumlah kelompok etnis minoritas mencoba menantang kondisi ini, yang ditanggapi militer Myanmar dengan serangan udara dan pengerahan senjata berat, termasuk di wilayah sipil.

Serangan udara terbaru terjadi pada Kamis, (30/3) lalu, dengan empat bom dijatuhkan di Khuafo, sebuah desa dengan sekitar 60 rumah tangga di Negara Bagian Chin, berbatasan dengan India, menurut Organisasi Hak Asasi Manusia Chin (CHRO) dan Front Nasional Chin (CNF). Padahal, Salai Mang Hre Lian dari CHRO mengatakan tidak ada pejuang perlawanan yang berbasis di desa tersebut.

Baca juga: AS Kecam Junta Myanmar karena Bubarkan Partai Suu Kyi

Kedua kelompok mengatakan dua anak-anak, berusia tiga dan sembilan tahun, termasuk di antara yang tewas. Juru bicara junta militer Myanmar tidak dapat dihubungi sejak Jumat.

"Oleh karena itu, kami dapat mengatakan itu adalah serangan yang disengaja ditujukan kepada warga sipil," kata Salai Mang Hre Lian.

Foto-foto yang dibagikan CHRO memperlihatkan sejumlah rumah yang rusak dan jenazah dua anak-anak dalam peti yang terbuat dari papan kayu.

Baca juga: Junta Myanmar Bubarkan Partai Pimpinan Suu Kyi

Kantor berita Myanmar Now, Irrawaddy dan BBC Burma, melaporkan 10 kematian akibat serangan udara tersebut, dengan perempuan dan anak-anak di antara korban. Seorang jubir CNF mengatakan 10 orang tewas dan 20 lainnya terluka, seraya menambahkan bahwa tidak ada pertempuran di daerah itu dalam 20 hari terakhir.

Militer Myanmar membantah tuduhan internasional bahwa mereka telah melakukan kekejaman terhadap warga sipil. Junta Myanmar hanya mengatakan mereka sedang memerangi "teroris" yang bertekad mengacaukan negara.

Sementara itu, hingga saat ini setidaknya 1,2 juta orang telah mengungsi akibat kekerasan di Myanmar, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pemimpin kudeta militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing pada Senin lalu bersumpah untuk menghancurkan kelompok perlawanan bersenjata dan mendesak negara-negara asing untuk mendukung upayanya dalam memulihkan demokrasi, termasuk melalui penyelenggaraan pemilihan umum.

(Z-9)


 

Baca Juga

AFP/Genya SAVILOV

Kerusakan Bendungan Ukraina Berdampak Besar terhadap Lingkungan

👤Ferdian Ananda Majni 🕔Jumat 09 Juni 2023, 04:52 WIB
Setelah pelepasan 18 miliar ton air yang tertahan oleh bendungan menyebabkan ekosistem di sepanjang Dnipro, sungai terpanjang keempat di...
AFP

El Nino Tiba, Waspada Cuaca Ekstrem

👤Ferdian Ananda Majni 🕔Kamis 08 Juni 2023, 23:48 WIB
PARA ilmuwan di Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) mengatakan bahwa fenomena iklim El Nino diperkirakan telah...
Dok. Kemenkes

WHO Nyatakan Berakhirnya Wabah Virus Marburg di Guinea Khatulistiwa

👤Ferdian Ananda Majni 🕔Kamis 08 Juni 2023, 23:09 WIB
WHO mengumumkan berakhirnya epidemi virus marburg yang telah berlangsung selama hampir empat bulan di Guinea Khatulistiwa, pada hari...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya