Rabu 29 Maret 2023, 13:50 WIB

AS Berhenti bagi Data Senjata Nuklir dengan Rusia di bawah Perjanjian START

Ferdian Ananda Majni | Internasional
AS Berhenti bagi Data Senjata Nuklir dengan Rusia di bawah Perjanjian START

Dok Ant
Ilustrasi senjata nuklir

 

AMERIKA Serikat (AS) akan menghentikan pertukaran data terperinci mengenai persediaan senjata nuklirnya kepada Rusia. Mereka menyebut langkah ini sebagai tanggapan atas penangguhan partisipasi Rusia dalam perjanjian senjata nuklir New START.

Meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin belum secara resmi menarik diri dari perjanjian tersebut, penangguhan partisipasinya yang diumumkan pada bulan Februari lalu telah membahayakan pilar terakhir pengendalian senjata nuklir AS-Rusia.

"Rusia belum sepenuhnya mematuhi dan menolak untuk berbagi data yang telah kami sepakati dalam New START untuk dibagikan setiap dua tahun sekali," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, kepada para wartawan dalam sebuah konferensi pers pada hari Selasa (28/3).

Baca juga : Kim Jong Un Minta Ilmuwannya Membuat Senjata Nuklir Terkuat

AS dan Rusia memiliki hampir 90% hulu ledak nuklir di dunia, yakni cukup untuk menghancurkan planet ini beberapa kali. New START (Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis) membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dimiliki oleh negara-negara.
"Karena mereka telah menolak untuk mematuhi. Kami telah memutuskan untuk tidak membagikan data tersebut," katanya.

"Kami lebih suka bisa melakukan (hal ini) tetapi mereka juga harus mau melakukannya,” tambahnya.

Baca juga : Kiriman Senjata Nuklir Inggris di Ukraina Buat Rusia Murka

Kirby menjelaskan bahwa data tersebut hanya akan dibagikan lagi ketika Rusia juga siap untuk melakukannya.

"AS dan Rusia berkewajiban untuk bertukar basis data yang komprehensif dua kali setahun. Kami menawarkan untuk melanjutkan implementasi timbal balik dari kewajiban ini. Sayangnya, Rusia menginformasikan kepada AS bahwa mereka tidak akan terlibat dalam pertukaran data ini karena penangguhan perjanjian ini," kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS. Vedant Patel, dalam sebuah konferensi pers.

Isi perjanjian New START AS-Rusia

Di bawah ketentuan New START, yang ditandatangani pada 2010 dan akan berakhir pada 2026, Moskow dan Washington tidak boleh mengerahkan lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis dan 700 rudal dan pesawat pengebom berbasis darat dan kapal selam untuk mengirimkannya.

Di bawah Pertukaran Data Dua Tahunan dalam perjanjian itu, Moskow dan Washington memberikan deklarasi kendaraan pengiriman strategis, peluncur dan hulu ledak yang dikerahkan, termasuk perincian jumlah hulu ledak yang dikerahkan di tiga jenis kendaraan pengiriman yakni udara, laut, dan darat.

Perjanjian yang ditandatangani oleh Presiden Barack Obama dan Dmitry Medvedev pada tahun 2010 ini juga mencakup inspeksi langsung ke lapangan untuk memverifikasi kepatuhan AS dan Rusia.

Namun, inspeksi tersebut tidak dilakukan sejak tahun 2020 karena pandemi Covid-19. Diskusi untuk melanjutkan inspeksi seharusnya dilakukan pada November 2022, tetapi Rusia tiba-tiba membatalkannya, dengan alasan dukungan AS untuk Ukraina. (Aljazeera/Z-4)

Baca Juga

AFP

64 Juta Warga Turki Tentukan Nasib Erdogan dan Kilicdaroglu

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 28 Mei 2023, 10:50 WIB
Minggu (28/5) sebanyak 64 juta warga Turki akan menentukan siapa pemimpin...
AFP

Rusia Kumpulkan Kekuatan di Bakhmut

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 28 Mei 2023, 10:10 WIB
Pengentian sementara serangan Rusia di kota Bakhmut menjadi kesempatan Ukraina melancarkan serangan...
AFP

Dekolonisasi Harus Sesuai Hukum yang Berlaku

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 28 Mei 2023, 08:50 WIB
Proses dekolonisasi harus mematuhi hukum internasional dan tidak boleh dimanfaatkan untuk mengganggu integritas teritorial negara...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya