Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH Indonesia dan sejumlah negara-negara hingga Amerika Serikat (AS) mengecam kebijakan Israel yang mengesahkan sembilan lokasi pemukiman Yahudi di wilayah Palestina, Tepi Barat. Penjajahan terbuka di abad 21 ini bertentangan dengan beberapa resolusi selain dapat menambah pelik ketegangan.
"Indonesia mengecam keras keputusan Israel mengesahkan sembilan pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan rencana pembangunan 10 ribu rumah baru di wilayah tersebut," ungkap keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kamis (16/2/2023).
Keputusan Israel ini, lanjut Kementerian tersebut, bertentangan dengan hukum internasional dan resolusi PBB terkait serta menyulut ketegangan dan instabilitas di kawasan. Indonesia mengajak dunia bersama-sama menekan Israel supaya membatalkan keputusan bermuatan penjajahan tersebut.
"Komunitas internasional harus bersatu mendesak Israel menghentikan tindakan-tindakan tersebut dan terus mendesak terciptanya solusi dua negara," tutup keterangan tersebut.
Amerika Serikat juga menentang otorisasi Israel atas perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat. Tindakan Israel hanya memperburuk situasi dan mencegah munculnya perdamaian dengan Palestina.
"Kami sangat menentang tindakan sepihak seperti itu yang memperburuk ketegangan dan merusak prospek solusi dua negara yang dinegosiasikan," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Ia mengulangi seruan kepada semua pihak untuk menghindari tindakan yang dapat semakin meningkatkan ketegangan antara Israel dan Palestina. Pada Minggu (12/2), pemerintah Israel melegalkan sembilan pos terdepan permukiman dan membangun rumah baru di dalam area tersebut.
Hal ini terjadi usai kekerasan selama berbulan-bulan membara di Tepi Barat.Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Blinken telah membuat penentangannya terhadap legalisasi pos-pos pemukim jelas selama kunjungan ke Israel dan Tepi Barat yang berakhir pada 31 Januari.
Namun, Price tidak mengungkapkan langkah lanjutan AS usai tindakan terbaru dari Israel tersebut. "Israel tentu saja akan membuat keputusan kedaulatannya sendiri. Kami telah membuat pendapat kami, pendapat kami yang sangat kuat tentang hal ini dengan sangat jelas," seru Price.
Pejabat AS, kata Price, melakukan diskusi intensif dengan Israel, Palestina, dan negara-negara lain di kawasan itu. Selain itu, upaya AS untuk mengurangi ketegangan akan terus berlanjut.
Seorang pejabat senior Israel, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan Israel tidak terkejut dengan tanggapan AS. Pasalnya, kedua belah pihak tidak sepakat mengenai masalah ini selama beberapa dekade.
"Ketidaksepakatan ini tidak merugikan dan tidak akan merugikan aliansi yang kuat antara Israel dan AS," pungkas pejabat itu. (AFP/OL-13)
Baca Juga: Amerika Serikat Kecam Perluasan Permukiman Yahudi di Tepi Barat
Hari Solidaritas Hijab Internasional menawarkan kesempatan untuk mendalami berbagai pandangan tentang hijab dalam tradisi agama yang berbeda.
Orang Yahudi pada periode Romawi itu dianggap tidak tinggal di pertanian di luar desa atau kota.
Israel kini rumah bagi 700.000 orang Yahudi asal Maroko.
Salah satu rudal juga menargetkan pusat penelitian yang dikelola pemerintah.
Turki merupakan negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel pada 1949.
Presiden PCBS Ola Awad melaporkan bahwa sekarang 5,2 juta warga Palestina tinggal di 'Negara Palestina', yakni Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem timur.
Menurut Otoritas Barang Antik Israel (IAA), temuan itu diidentifikasi sebagai konstruksi kerajaan periode Kuil Pertama (abad 10-6 SM) serta yang paling indah dan mengesankan hingga saat ini.
Pemain Israel-Arab itu didatangkan Al-Nasr dari klub Tiongkok Guangzhou R & F seharga 2,5 juta euro.
Kerja sama tersebut menjadi kesepakatan pertama yang dilakukan antara negara Arab dan negara Yahudi.
Bagi Skotlandia, dua kekalahan beruntun membuat mereka tersingkir dari puncak klasemen Grup B2 disalip Rep Ceko yang menang 2-0 atas Slovakia.
Seorang anggota keluarga kerajaan Abu Dhabi, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Nahyan, menandatangani perjanjian kemitraan senilai US$92 juta pada Senin dengan pemilik klub, Moshe Hogeg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved