Senin 12 Desember 2022, 10:15 WIB

11 Ribu Anak Jadi Korban Konflik di Yaman

Cahya Mulyana | Internasional
11 Ribu Anak Jadi Korban Konflik di Yaman

AFP/ AHMAD AL-BASHA
Anak korban konflik di Yaman

 

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat lebih dari 11 ribu anak tewas dan cacat selama perang saudara Yaman sejak delapan tahun lalu. Dampak lainnya, sekitar 2,2 juta anak Yaman mengalami kekurangan gizi akut.

"Jumlah sebenarnya dari konflik ini kemungkinan jauh lebih tinggi," kata Direktur Eksekutif Badan Anak-anak PBB, UNICEF, Catherine Russell.

Ia mengatakan sekitar 2,2 juta anak Yaman mengalami kekurangan gizi akut. Seperempat dari mereka berusia di bawah lima tahun dan sebagian besar berisiko tinggi terkena kolera, campak dan penyakit lain yang dapat dicegah dengan vaksin.

"Ribuan anak telah kehilangan nyawa mereka, ratusan ribu lainnya tetap menghadapi risiko kematian akibat penyakit yang dapat dicegah atau kelaparan," imbuhnya.

Perang Yaman pecah pada 2014 akibat pemberontakan kelompok Houthi di Kota Sanaa. Konflik ini meningkat usai Arab Saudi mendukung pemerintah Yaman untuk menekan Houthi.

Ratusan ribu orang telah meninggal sejak saat itu. Angka terbaru UNICEF mengonfirmasi 3.774 kematian anak antara Maret 2015 hingga September 2022. PBB berupaya menengahi kedua kekuatan itu dengan proposal gencatan senjata tetapi gagal.

"Pembaruan gencatan senjata yang mendesak akan menjadi langkah pertama yang positif yang akan memungkinkan akses kemanusiaan yang kritis," ungkap Russell.

Baca juga:  Produksi Madu Yaman Menjadi Korban Perang dan Perubahan Iklim

Pada akhirnya, ujar dia, hanya perdamaian yang berkelanjutan yang memungkinkan rakyat Yaman membangun kembali kehidupan dan memulai merencanakan masa depan.

Badan PBB itu juga mengatakan 3.904 anak laki-laki telah direkrut ke dalam pertempuran selama bertahun-tahun, dan lebih dari 90 anak perempuan telah diberi peran termasuk bekerja di pos pemeriksaan.

UNICEF meminta dana US$484,4 juta untuk mengatasi krisis kemanusiaan.

"Jika anak-anak Yaman ingin memiliki masa depan yang layak semua yang memiliki pengaruh harus memastikan mereka dilindungi dan didukung," pungkas Russell.(AFP/OL-5)

Baca Juga

AFP

Presiden AS Tiba di Kanada Bahas Masalah Perbatasan

👤mediaindonesia.com 🕔Jumat 24 Maret 2023, 06:55 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden tiba di Kanada untuk melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Justin Trudeau membahas tantangan...
AFP

Demo Buruh Prancis Berujung Bentrok, 120 Polisi Terluka dan 80 Buruh Ditangkap

👤Cahya Mulyana 🕔Jumat 24 Maret 2023, 04:55 WIB
Demonstrasi buruh Prancis berujung bentrok dengan petugas keamanan. Sebanyak 120 polisi terluka dan 80 buruh...
AFP

3,5 Juta Buruh di Paris Berunjuk Rasa Tolak Reformasi Pensiun

👤Cahya Mulyana 🕔Jumat 24 Maret 2023, 04:35 WIB
Serikat pekerja mengklaim 3,5 juta pekerja turun melakukan demonstrasis di seluruh Prancis.Mereka menentang reformasi pensiun yang...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya