Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Negara Maju Dukung FoLU Net Sink 2030 Indonesia

Laporan Atalya Puspa dari Mesir
10/11/2022 04:58
Negara Maju Dukung FoLU Net Sink 2030 Indonesia
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kedua kiri) saat bertemu perwakilan Inggris, Norwegia dan AS di COP27.(ANTARA/Saptono)

MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Inggris Raya (UK) untuk Internasional, Energi, Iklim dan Lingkungan Lord Zac Goldsmith, Menteri Luar Negeri Norwegia Tvinnereim, dan Wakil Sekretaris Deputi untuk Kebijakan Iklim Amerika Serikat (AS) Rick Duke.

Tiga perwakilan dari negara maju itu hadir bersama dengan Menteri LHK Siti Nurbaya dalam sesi World Climate Leaders’ Insight on Indonesia’s Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030, di Paviliun Indonesia COP 27 UNFCCC, Sharm El-Sheikh, Mesir, Rabu, (9/11).

Dalam sesi itu, Siti Nurbaya menyampaikan bahwa sektor FOLU menjadi salah satu fokus utama pencapaian NDC Indonesia untuk menanggulangi perubahan iklim.

Baca juga: RI Terima Dana Iklim Rp320 Miliar dari FCPF, Pertama di Asia Pasifik

"Indonesia kini menjadi salah satu negara dengan tingkat deforestasi terendah. Ini komitmen Indonesia yang berbasis bukti, bukan semata janji sebagai kontribusi aktif Perjanjian Paris dan Pakta Glasgow," kata Siti.

Ia menambahkan pentingnya dukungan dan peran generasi milenial mengawal keberhasilan kebijakan perubahan iklim, mulai dari kebijakan di tingkat pemerintah pusat sampai ke tingkat tapak.

"Kami menghargai dan mendorong peran generasi muda sebagai salah satu stakeholders yang ikut mengawal keberhasilan kebijakan perubahan iklim di Indonesia," kata Siti.

Indonesia semakin memimpin dengan memberi contoh dalam implementasi komitmen perubahan iklim, seiring dengan dukungan tiga negara maju untuk keseimbangan emisi sektor kehutanan dan penggunaan lainnya atau FOLU Net Sink 2030.

Goldsmith mengapresiasi keberhasilan Indonesia menjaga komitmen mengatasi perubahan iklim global. Untuk itu, kolaborasi dan kemitraan antar negara harus dapat lebih diperkuat lagi untuk pencapaian penurunan emisi yang lebih ambisius.

"Indonesia adalah nature superpower, dan ambisi Indonesia melindungi dan merestorasi lahan menjadi sangat penting untuk perubahan iklim global," tegas Goldsmith.

Hal serupa juga disampaikan Tvinnereim. Menurutnya, Indonesia berada satu langkah di depan dalam menanggulangi perubahan iklim. 

Salah satu kontribusi terbesar untuk pencapaian NDC Indonesia adalah penurunan deforestasi terendah dalam sejarah selama dua dekade, menjadi 114 ribu ha per tahun pada 2019-2020 dan 2020-2021.

"Indonesia menjadi contoh dan pemimpin dalam manajemen sektor kehutanan dan lahan, serta sangat terbuka untuk membangun kolaborasi Indonesia–Norwegia dalam upaya mitigasi perubahan iklim," kata Tvinnereim.

Pemerintah Norwegia baru saja membangun kemitraan baru dengan Pemerintah Indonesia di bidang perubahan iklim dan kehutanan melalui dukungan implementasi FoLU Net Sink 2030.

Strategi pencapaiannya melalui berbagai upaya seperti perhutanan sosial, moratorium izin hutan primer, tata kelola gambut, pengendalian karhutla, penegakan hukum dan berbagai upaya lainnya.

Atas berbagai upayanya dalam penurunan emisi, Indonesia juga telah mendapatkan reward pengakuan pembayaran berbasis hasil termin pertama dari kesepakatan iklim dengan Norwegia sebesar US$56 juta dan World Bank sebesar US$20,9 juta.

"Kami sangat optimistis dengan target FOLU Net Sink 2030 Indonesia yang sangat ambisius dan membuka kesempatan untuk berkolaborasi dengan Indonesia," ungkap Deputy Assistant Secretary for Climate Policy AS, Rick Duke. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya