Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin mengungkap soal dekrit mengenai “mobilisasi sebagian besar” warganya dalam invasi yang dilakukan ke Ukraina. Dekrit ini menyatakan Rusia akan melakukan segala cara “yang dibutuhkan” untuk dapat menyukseskan operasi militernya di Ukraina.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavroy menyebut akan merekrut 300 ribu warga Rusia dalam wajib militer. Pun mengancam akan menggunakan nuklir dalam operasi militernya.
Dosen Hubungan Internasional President University, Dr. Jeanne Francoise, mengungkapkan Indonesia patut waspada mengenai ancaman yang dikeluarkan Putin tersebut.
“Yah tentu kalau kita menyebut nuklir, siapapun pemimpin negara yang menyebut nuklir, kita harus waspada. Karena artinya, ada dua hal, pertama, pemimpin negara tersebut mau menyerang dan sama sekali tidak mengindahkan upaya damai. Kedua, pascanuklir itu kan ada ancaman berikutnya yang bisa bereskalasi,” ujar Jeanne kepada Media Indonesia, Jumat (23/9).
Penulis Disertasi Warisan Pertahanan ini juga mengungkapkan Indonesia bisa terkena dampaknya apabila ancaman nuklir benar-benar direalisasikan. Mengingat serangan nuklir nontaktikal yang bisa berimbas pada penduduk sipil yang akan menjadi korban.
“Karena ingat, nuklir itu menyerang tidak hanya tentara tapi juga penduduk sipil. Itu kan kemungkinannya adanya pelanggaran hukum humaniter. Sangat bisa terjadi,” tutur Jeanne.
Baca juga: Putin Ancam Barat Pakai Nuklir Jika Terdesak
Jeanne menyinggung masalah diplomasi Indonesia yang harus lebih tegas mengenai konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Terutama setelah ancaman nuklir yang dikeluarkan oleh Putin.
“Jadi, tentu ada pernyataan resmi, baik dari Presiden maupun Kemenlu tentang situasi di Rusia dan Ukraina. Kementerian luar negeri harus bisa menjelaskan kepada publik, posisi Indonesia pascaancaman nuklir ini bagaimana. Apa masih menjadi teman atau tidak," ucapnya.
“Jadi di titik itu yah, saat nuklir dilancarkan. Tentu, ketika perwakilan Indonesia dan Internasional sudah berbicara mengenai pro kedamaian dan kemudian tidak diindahkan, atas dasar urgensitas apa Indonesia mau menjalin hubungan diplomatik lagi dengan Rusia,” imbuhnya.
Jeanne berharap Indonesia dapat memberi pernyataan yang tegas mengenai masalah ini, terutama di forum internasional.
“Indonesia telah belajar dari masa lalu, dari pertahanan dan diplomasi yang salah dari Timor Timur. Dan tidak ingin melihat sipil yang jiwanya melayang atas nama nasionalisme, atas nama pertahanan, atas nama kemenangan militer, atas nama perang,” pungkasnya.(OL-5)
Donald Trump dan Vladimir Putin akan bertemu di Anchorage, Alaska, untuk membahas peluang kesepakatan damai.
Pangkalan Militer Gabungan Elmendorf-Richardson di Anchorage, Kanada, yang dianggap memenuhi standar keamanan pertemuan Trump-Putin.
Para pemimpin Uni Eropa tegaskan dukungan penuh bagi kebebasan Ukraina, jelang pertemuan Donald Trump - Vladimir Putin di Alaska, Jumat.
Presiden Zelensky menegaskan tidak akan menerima usulan Rusia serahkan wilayah Donbas demi gencatan senjata.
Donald Trump akan berupaya mengembalikan sebagian wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia, saat bertemu dengan Vladimir Putin di Alaska, Jumat.
PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu (9/8) menegaskan setiap keputusan yang diambil tanpa melibatkan Ukraina tidak akan membawa perdamaian.
PERAHU naga berhasil meraih tiga medali emas untuk Indonesia dalam ajang The World Games Chengdu 2025. Adapun yang terbaik yakni nomor 10-seater 500 meter, Minggu (10/8) waktu setempat
Kepala Negara mengingatkan bahwa meskipun Indonesia tidak menyukai perang, realitas menunjukkan konflik bersenjata terjadi di berbagai belahan dunia.
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan pemerintah Indonesia akan memilih jalur diplomasi dalam menyelasaikan sengketa Laut Ambalat yang diklaim pemerintah Malaysia.
Restu presiden tersebut juga diberikan setelah banyak negara meminta Indonesia untuk terlibat dalam menjaga perdamaian di Gaza.
dengan kesepakatan dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), tidak ada lagi hambatan ekspor sawit Indonesia ke pasar Eropa
Dia juga memberikan apresiasi kepada sang pelatih, Indra Wijaya atas kontribusi besar dalam pencapaiannya kali ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved