Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Putin Ingin Perang di Ukraina Dihentikan Sesegera Mungkin

Cahya Mulyana
17/9/2022 07:40
Putin Ingin Perang di Ukraina Dihentikan Sesegera Mungkin
Presiden Rusia Vladimir Putin(AFP/Sergei BOBYLYOV / SPUTNIK )

PRESIDEN Rusia Vladimir Putin telah mengatakan kepada Perdana Menteri India Narendra Modi bahwa dirinya menginginkan perang di Ukraina segera berakhir. Dunia tidak membutuhkan perang dalam menyelesaikan masalah tapi dengan demokrasi, diplomasi, dan dialog.

"Kami akan melakukan segalanya untuk menghentikan ini sesegera mungkin. Sayangnya, pihak lawan, pimpinan Ukraina, mengumumkan penolakannya terhadap proses negosiasi dan menyatakan ingin mencapai tujuannya dengan cara militer," papar Putin kepada Modi sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan.

Ia mengatakan dunia membutuhkan cara baru untuk menyelesaikan masalah. Dulu dengan perang tetapi kini dengan cara-cara yang elegan yakni demokrasi, dialog dan diplomasi.

Baca juga: Kuburan Massal Ratusan Mayat di Izyum Bukti Kekejaman Rusia

“Saya tahu bahwa era hari ini bukanlah era perang dan saya telah berbicara dengan Anda di telepon tentang hal ini," tambahnya.

Dia mengatakan demokrasi, diplomasi dan dialog dapat menjaga dunia tetap dalam kedamaian. Tetapi niatnya itu, bernegosiasi, kata Putin, ditolak Kyiev.

Ukraina, lanjut dia, bertekad untuk mencapai tujuannya lewat medan perang. 

“Saya tahu posisi Anda (Modi) dalam konflik di Ukraina, kekhawatiran Anda yang terus-menerus Anda ungkapkan,” katanya.

New Delhi dan Moskow memiliki hubungan baik sejak perang dingin. Rusia sejauh ini tetap menjadi pemasok senjata terbesar India.

Saat ini, Rusia menguasai sekitar seperlima Ukraina setelah mengirim angkatan bersenjatanya ke wilayah tetangganya dari beberapa arah pada Februari. 

Moskow mengatakan operasi militer khusus diperlukan untuk mencegah Ukraina digunakan sebagai platform untuk agresi Barat dan untuk membela penutur bahasa Rusia.

Kiev dan sekutu Baratnya menolak argumen ini sebagai dalih tidak berdasar untuk perang agresi gaya kekaisaran, dan telah mendesak Rusia untuk mundur tanpa syarat. Pada 6 September, Kiev melancarkan serangan balasan yang mengejutkan pasukan Rusia.

Serangan kilat mengakibatkan pasukan Ukraina merebut kembali sekitar 8.000 km persegi (3.090 mil persegi) wilayah di wilayah Kharkiv. 

Putin telah membuat komentar serupa kepada pemimpin Tiongkok Xi Jinping.

Rusia berusaha menjalin hubungan yang lebih erat dengan Tiongkok dan India saat Moskow menghadapi isolasi dan sanksi berat dari Barat atas invasinya ke Ukraina. 

Kedua negara telah meningkatkan pembelian energi Rusia berdagang dengan harga diskon di pasar dunia karena negara-negara Barat membeli lebih sedikit dan berbicara tentang membangun hubungan ekonomi yang lebih erat.

“Perdagangan kami berkembang, berkat tambahan pasokan pupuk Rusia ke pasar India, yang telah tumbuh lebih dari delapan kali lipat. Saya berharap ini akan sangat membantu sektor pertanian India,” kata Putin kepada Modi. (Aljazeera/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya