Jumat 24 Juni 2022, 21:55 WIB

Indonesia Ingin Berkontribusi Mengatasi Masalah Ketahanan Pangan

Indriyani Astuti | Internasional
Indonesia Ingin Berkontribusi Mengatasi Masalah Ketahanan Pangan

ANTARA FOTO/HO-Biro Pers Setpres
Presiden Joko Widodo

 

PRESIDEN Joko Widodo menyampaikan dunia tengah menghadapi tantangan berat. Misalnya, ketahanan pangan, ketahanan energi, hingga stabilitas keuangan. Selain itu, ujarnya, pertumbuhan ekonomi dunia dilaporkan turun menjadi 2,6%, sehingga membuat tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dapat tertunda.

Indonesia sebagai Presiden G20 dan bagian dari Global Crisis Response Group, ujar presiden, akan berkontribusi untuk mengatasi masalah ketahanan pangan, energi, dan stabilitas keuangan.

"Saya mencatat banyak inisiatif lain dari berbagai pihak. Insiatif yang ada tersebut harus saling bersinergi dan saling memperkuat, harus memperhitungkan suara negara-negara berkembang, harus mengedepankan dialog," ujar Presiden Jokowi Hal itu disampaikan presiden dalam pidatonya pada High-level Dialogue on Global Development dari Istana Merdeka, Jakarta, yang disiarkan kanal Youtube Sekretriat Presiden, Jumat (24/6).

Presiden Jokowi mendorong semua negara segera bertindak kesempatan pembangunan untuk yang ditargetkan dalam SDGs tidak hilang. Menurut presiden, pentingnya penguatan kemitraan global untuk SDGs yang fokus pada pendanaan pembangunan. Presiden Jokowi menegaskan bahwa kesenjangan pendanaan SDGs meningkat dari USD2,5 triliun per tahun sebelum pandemi menjadi USD4,2 triliun per tahun.

Baca juga: Iran Tanggapi Tuduhan Israel tentang Rencana Pembunuhan di Turki

Selain itu, presiden mengusulkan pendanaan inovatif dengan memperkuat peran sektor swasta. Brazil, Russia, India, China, and South Africa (BRICS), menurutnya harus menjadi katalis bagi penguatan investasi di negara-negara berkembang. Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mendorong penguatan sumber-sumber pertumbuhan baru.

Menurutnya, kerja sama BRICS dengan negara mitra harus mendukung untuk transformasi digital yang inklusif, pengembangan industri hijau dan infrastruktur hijau, serta penguatan akses negara-negara berkembang pada rantai pasok global.

"Sebagai penutup, saya mengajak kita semua untuk bekerja sama. _Recover together, recover stronger_," tandasnya.

High-level Dialogue on Global Development diadakan di Beijing, Tiongkok dengan tema 'Membina Kemitraan Pembangunan Global untuk Era Baru untuk Bersama-sama Melaksanakan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan'. Dalam Dialog tersebut, hadir para pemimpin BRICS dan para pemimpin negara-negara berkembang termasuk Indonesia. (OL-4)

Baca Juga

Ist/DPR

Banggar DPR: JICA Partner Penting Indonesia dalam Pembangunan Berkelanjutan

👤Media Indonesia 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 17:05 WIB
Keiichiro Nakazawa, Senior Vice Presiden JICA, menyambut baik kunjungan kerja Badan Anggaran DPR RI ke Kantor Pusat JICA di Tokyo,...
AFP/Adem Altan.

Jantung Kota Turki Diguncang Bom Bunuh Diri

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 16:45 WIB
Ibu kota Turki, Ankara, diguncang serangan teroris. Salah satu dari dua pelaku meledakkan diri menggunakan bom rakitan yang dibawanya dekat...
AFP/Arun Sankar.

Kedutaan Besar Afghanistan di India Berhenti Beroperasi

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 16:25 WIB
Kedutaan Besar Afghanistan di India menghentikan operasinya pada Minggu...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya