Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
NEGOSIATOR Amerika Serikat di Iran memperingatkan pada Rabu (25/5) bahwa kemungkinan besar pembicaraan akan gagal untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir. Ia bersumpah tidak akan berhenti menekan jika Teheran berpegang teguh pada tuntutannya.
Rob Malley, yang memimpin lebih dari satu tahun pembicaraan tidak langsung dengan Iran di Wina, tetap mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden masih mendukung perjanjian nuklir 2015 dan siap untuk mencabut sanksi jika mencapai kesepakatan. "Mulai hari ini kemungkinan negosiasi berhasil lebih rendah daripada kemungkinan kegagalan. Itu karena tuntutan Iran yang berlebihan dan tidak akan kami abaikan," kata Malley kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat.
Dia mengatakan Amerika Serikat akan menolak tuntutan yang melampaui cakupan JCPOA, nama resmi untuk Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (Joint Comprehensive Plan of Action). "Kami sepenuhnya siap untuk hidup dengan dan menghadapi kenyataan itu jika itu pilihan Iran," kata Malley.
Dia kemungkinan merujuk pada tuntutan negara para ulama itu untuk menghapus daftar hitam teroris elite Garda Revolusi. Tuntutan itu ditolak oleh Biden dan ditentang keras oleh banyak orang di Kongres.
Namun Malley menjelaskan bahwa Biden tidak mendukung aksi militer layaknya opsi yang dengan keras dipikirkan oleh Israel. Negara Yahudi itu dicurigai sebagai dalang pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran.
Baca juga: Satu Orang Tewas dalam Kecelakaan Unit Penelitian Pertahanan Iran
"Semua opsi ada di atas meja," kata Malley, sambil menambahkan bahwa aksi militer hanya akan mementahkan kembali program nuklir Iran. Merujuk pada sejarah perang AS di Timur Tengah, Malley berkata, "Kami tahu itu mahal."
"Namun mari kita berhenti di sini. Satu-satunya solusi di sini yakni solusi diplomatik."
Malley, bagaimanapun, memperingatkan tekanan ekonomi yang lebih besar jika pembicaraan gagal. Amerika Serikat akan mendapat dukungan dari Eropa, tidak seperti di bawah mantan presiden Donald Trump.
Departemen Keuangan mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya memberlakukan sanksi pada jaringan yang didukung oleh Garda Revolusi dan pejabat Rusia yang mengirimkan minyak senilai ratusan juta dolar yang bertentangan dengan sanksi sepihak AS. JCPOA--ditengahi kelompok di bawah Presiden Barack Obama saat itu dengan restu dari kekuatan Eropa, Rusia, dan Tiongkok--menjanjikan bantuan ekonomi bagi Iran.
Malley mengatakan bahwa pendekatan Trump terbukti gagal. Ini karena Iran meningkatkan kinerja nuklir sejak penarikan AS.
Senator termasuk beberapa dari Partai Demokrat Biden menyuarakan kejengkelan. Menteri Luar Negeri Antony Blinken memperingatkan pada Januari bahwa hanya beberapa minggu tersisa sebelum Iran maju ke titik bahwa JCPOA tidak lagi menguntungkan. "Kami terus menunggu dan berharap tetapi harapan bukanlah strategi keamanan nasional," kata Senator Bob Menendez, ketua komite Partai Demokrat. Menendez mengatakan Iran telah meyakinkan dunia bahwa Amerika Serikat menginginkan JCPOA lebih dari yang diinginkan rezim Iran.
Baca juga: Israel Akui Berada di Balik Pembunuhan Kolonel Iran
Malley menjawab bahwa penilaian teknis tetap bahwa, "Manfaat nonproliferasi dari kesepakatan itu sepadan dengan keringanan sanksi yang akan kami berikan." Dia juga mengkritik keras terhadap tindakan tegas Iran terhadap protes baru-baru ini terhadap langkah-langkah penghematan.
"Saya tidak berpikir ini rezim kuat yang ingin menghindari sanksi," kata Malley. "Ini rezim di bawah tekanan dan itu karena salah urusnya sendiri dan sanksi kami." (AFP/OL-14)
Presiden sementara Suriah Ahmad al-Sharaa dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang dipertimbangkan untuk bertemu di sela-sela Majelis Umum PBB yang akan datang di New York.
IRAN menolak klaim pembenaran AS atas serangan Negeri Paman Sam terhadap fasilitas nuklir Iran yang disebut Washington sebagai pembelaan diri kolektif.
AMERIKA Serikat telah menyetujui penjualan sistem panduan senilai US$510 juta (sekitar Rp8,24 triliun) untuk bunker Israel dan bom regular.
Donald Trump menegaskan bahwa anggota Partai Republik yang menolak mendukung rancangan undang-undang perpajakan dan pengeluaran besar-besaran akan menghadapi konsekuensi politik.
AS menegaskan tidak akan menghentikan dukungannya terhadap distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza, meskipun Israel telah mengakui bahwa sejumlah warga sipil terluka.
Menghadapi kenyataan adanya perang Iran-Israel saat ini, penulis sebagai eksponen Patriot Soekarnois belum melihat adanya sikap tegas dari pemerintah terhadap perang tersebut.
PARA pemimpin negara-negara anggota G7 menyerukan agar ketegangan di Timur Tengah segera diredakan. G7 menyatakan sikap bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.
INDIA dan Pakistan kembali terlibat dalam saling tuduh, kali ini terkait pengelolaan senjata nuklir. Ketegangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah gencatan senjata
Militer India mengatakan serangan itu hanya menargetkan teroris dan kamp pelatihan teroris dua kelompok militan, namun Pakistan membantah hal itu.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengutuk serangan India, yang terjadi pada Rabu (7/5) dini hari waktu setempat, dan berjanji bahwa Pakistan akan merespons dengan tegas.
Superkomputer tercepat di dunia, "El Capitan", resmi diluncurkan di Lawrence Livermore National Laboratory (LLNL), California, dengan biaya pembangunan US$600 juta.
Putaran baru konsultasi antara Iran dan Eropa terkait kesepakatan nuklir akan berlangsung pada 13 Januari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved