Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
UPAYA untuk mengevakuasi warga sipil dari Kota pelabuhan Mariupol, yang hancur di Ukraina, tertunda. Pasalnya, serdadu Rusia tidak mengizinkan evakuasi itu dengan melancarkan tembakan ke pihak yang berniat mengevakuasi 100 ribu warga Mariupol, khususnya di wilah Azovstal.
Seorang pejabat kota di Mariupol mengatakan, sebelumnya, pasukan Rusia pada Minggu (1/5), kembali menembaki pabrik baja Azovstal setelah konvoi bus evakuasi. Sontak 100 ribuan warga sipil masih terperangkap di Mariupol.
Pengepungan kota tersebut, sejak awal perang, telah menjebak warga sipil dengan akses yang langka ke makanan, air, obat-obatan, dan listrik.
Baca juga : Ukraina Berikan Pesan Mundur dari Mauripol untuk Menang
Mereka masih berada di Mariupol, termasuk sekitar 2.000 pejuang Ukraina di bawah pabrik peninggalan era Uni Soviet itu.
Sekelompok pengungsi pertama dari Mariupol dijadwalkan tiba di Kota Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina, 230 km barat laut Mariupol, Senin (2/5).
Namun, dewan kota mengatakan bus belum mencapai titik penjemputan yang disepakati, bertentangan dengan laporan sebelumnya bahwa mereka sudah pergi.
Baca juga : 900 Resmien Azov Keluar dari Mulut Harimau Masuk Mulut Buaya
Dewan mendesak para pengungsi untuk tetap di tempat. Warga sipil yang dimaksud berasal dari kota itu sendiri, bukan dari pabrik baja Azovstal.
Rekaman dari dalam pabrik baja menunjukkan anggota resimen Azov membantu warga sipil melewati puing-puing dan naik ke bus. Tapi ratusan tetap terjebak di dalam.
Seorang pengungsi ditemani oleh anak-anak kecil mengatakan para penyintas kehabisan makanan.
Baca juga : Serpihan Benteng Terakhir Ukraina di Mariupol Terkatung-Katung
“Anak-anak selalu ingin makan. Anda tahu, orang dewasa bisa menunggu,” katanya.
Evakuasi, jika berhasil, akan mewakili kemajuan langka dalam meringankan biaya manusia dari perang hampir 10 minggu, yang telah menyebabkan penderitaan khusus di Mariupol.
Pasukan Rusia sekarang menguasai hampir semua kota Laut Azov, menghubungkan wilayah yang dikuasai Rusia ke barat dan timur.
Baca juga : Ratusan Tentara Ukraina di Mariupol Menyerah Kepada Rusia
Moskow, pekan lalu, mengatakan mereka telah memutuskan tidak menyerbu pabrik baja dan malah akan memblokadenya. Tapi pengeboman terus berlanjut.
“Kemarin, segera setelah bus meninggalkan Azovstal bersama para pengungsi, penembakan baru segera dimulai,” kata ajudan wali kota Mariupol Petro Andryushchenko kepada televisi Ukraina.
PBB dan Komite Palang Merah Internasional memulai operasi yang dikoordinasikan dengan Ukraina dan Rusia, Sabtu (30/4), untuk mengeluarkan perempuan, anak-anak, dan orang tua dari pabrik baja.
Baca juga : Lebih dari 260 Tentara Ukraina Dievakuasi dari Azovstal
Tentara Rusia mengatakan 126 orang telah meninggalkan Mariupol dalam konvoi yang aman Sabtu dan Minggu dari pabrik baja dan distrik lain menuju Donetsk yang dikuasai separatis.
Dari jumlah tersebut, 57 memilih untuk tinggal di daerah itu, sementara yang lain telah memutuskan untuk pergi ke bagian yang dikuasai Ukraina, katanya.
Di masa lalu, para pejabat Ukraina menuduh pasukan Moskow secara paksa memindahkan warga sipil dari daerah yang mereka kuasai ke Rusia, Moskow mengatakan orang-orang ingin pergi ke Rusia.
Baca juga : Batalion Azov Tolak Menyerah, Rusia Siap Gempur Pabrik Baja Azovstal
Upaya sebelumnya untuk membuka koridor aman dari Mariupol dan tempat-tempat lain telah gagal. Orang-orang yang melarikan diri dari daerah yang diduduki Rusia di masa lalu mengatakan kendaraan mereka ditembaki, dan pejabat Ukraina telah berulang kali menuduh pasukan Rusia menembaki rute evakuasi yang disepakati - klaim yang dibantah oleh Moskow.
Seorang karyawan pabrik baja Azovstal yang menghabiskan berminggu-minggu di tempat itu tiba di Donetsk. Ia mengatakan tentang ketakutan yang dia alami di pabrik tersebut.
“Ketika peluru mulai mendarat di Azovstal, saya pikir jantung saya akan berhenti dan saya tidak akan bertahan,” kata Natalia Usmanova.
Baca juga : Lebih dari 300 Warga Ukraina Dievakuasi dari Kota Mariupol
Anastasiia Dembytska memanfaatkan gencatan senjata singkat untuk meninggalkan Mariupol bersama putri, keponakan, dan anjingnya. Dia mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa dia bisa melihat pabrik baja dari jendelanya, ketika dia berani melihat keluar.
"Kami bisa melihat roket terbang dan awan asap di atas pabrik, katanya.
Dia mengatakan dia harus melewati banyak pos pemeriksaan dalam perjalanan ke Zaporizhzhia dan menunggu 18 jam di dekat kota sebelum diizinkan lewat. Seperti banyak penduduk Mariupol, Dembytska dan keluarganya bertahan hidup dengan memasak di atas kompor darurat dan minum air sumur di bawah pengeboman yang hampir terus-menerus.
“Saya takut, lalu saya terbiasa,” kata putrinya yang berusia 14 tahun, Vladyslava. (Aljazeera/OL-1)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ada kemungkinan negaranya terlibat dalam konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Iran.
RENCANA besar Israel seperti The Yinon Plan menunjukkan bahwa melemahnya negara-negara sekitar Israel, termasuk Iran, menjadi bagian dari strategi untuk memperkuat posisi Negeri Zionis.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih absen dari KTT G7 dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan dan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
SEBUAH jet tempur F-16 milik Ukraina yang baru-baru ini dikirimkan oleh negara-negara Barat, dilaporkan telah berhasil menembak jatuh pesawat tempur Rusia, Sukhoi Su-35.
ANGKATAN Udara Ukraina mengeklaim telah menembak jatuh satu unit jet tempur canggih milik Rusia, Sukhoi Su-35, di wilayah Kursk pada Sabtu (7/6) waktu setempat.
Pesan simbolik yang muncul dari kekalahan Ukraina di Mauripol bukan wajah para pejuang garnisun Mariupol yang putus asa dan lelah karena menyerah.
LEBIH dari 900 tentara Ukraina dari resimen Azov yang sempat mempertahankan pabrik baja Azovstal yang dikepung Rusia di Mariupol mengalami nasib tragis.
Rusia mengatakan sebanyak 265 pejuang Ukraina telah menyerah dari benteng terakhir yang dikepung di pabrik baja tersebut.
LEBIH dari 250 tentara Ukraina menyerah kepada pasukan Rusia di pabrik baja Azovstal di Mariupol, Ukraina.
LEBIH dari 260 tentara Ukraina dievakuasi dari pabrik baja Azovstal yang terkepung di kota pelabuhan Mariupol. Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Ganna Malyar pada Senin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved