Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MENTERI Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mendesak Amerika Serikat (AS) dan NATO untuk menghentikan pasokan senjata ke Ukraina. Itu menjadi syarat untuk membuat kesepakatan damai yang diajukan Rusia.
"Jika mereka benar-benar tertarik untuk menyelesaikan krisis Ukraina, jika AS dan NATO benar-benar tertarik untuk menyelesaikan krisis Ukraina, pertama-tama, mereka harus bangun dan berhenti memasok senjata dan amunisi kepada rezim Kyiv,” katanya dalam sebuah wawancara dengan kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua.
AS dan beberapa negara Eropa telah memasok senjata bernilai miliaran dolar ke Ukraina dalam perang melawan agresi Rusia. Presiden AS Joe Biden telah meminta Kongres untuk US$33miliar untuk mendukung Ukraina.
Baca juga : Biden Kecam Komentar Trump Terkait NATO sebagai "Mengerikan dan Berbahaya"
Moskow telah berulang kali memperingatkan Washington agar tidak melanjutkan bantuan militernya ke Kyiv. Sikap AS tersebut diklaim Rusia sebagai penyulut yang nyata terhadap perang tidak berkesudahan di Ukraina.
Kremlin, sebelumnya, menyebut pengiriman senjata Barat ke Ukraina sebagai ancaman bagi keamanan Eropa. Beberapa bulan setelah invasi yang gagal dalam tujuan jangka pendeknya untuk merebut Kyiv, Moskow sekarang mengintensifkan operasi di wilayah Donbas timur Ukraina.
Lavrov juga mengatakan operasi militer khusus Rusia di Ukraina berjalan sesuai rencana. Tiongkok telah menghindar untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan mempertahankan kerja sama bilateral.
Baca juga : Pertemuan NATO: Peringatan Terhadap Kemajuan Ukraina Tanpa Dukungan AS
Rusia mengatakan sanksi Barat dan pengiriman senjata ke Ukraina menghambat negosiasi damai. Lavrov mengatakan pembicaraan terus berlanjut tetapi kemajuannya sulit dicapai.
Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan kepada wartawan Polandia bahwa kemungkinan pembicaraan tinggi untuk mengakhiri konflik dapat berakhir tanpa kesepakatan.
"Risiko bahwa pembicaraan akan berakhir tinggi karena apa yang mereka (Rusia) tinggalkan di belakang mereka, kesan bahwa mereka memiliki pedoman tentang pembunuhan orang," ujarnya kepada kantor berita Interfax.
Baca juga : Tank-Tank Barat jadi Target Prioritas Serangan Rusia di Ukraina
Barat telah memberlakukan sanksi luas yang sebagian besar yang menargetkan sektor keuangan Rusia. Ratusan perusahaan multinasional juga telah keluar dari Rusia.
Negara-negara Eropa telah berjanji mengurangi ketergantungan pada gas Rusia untuk menghilangkan pendapatan Moskow. Lavrov mengatakan sanksi akan berdampak pada keruntuhan niali dolar AS dan Rusia akan mengurangi impor, sambil meningkatkan kemandirian teknologi.
Moskow telah menerapkan kebijakan dedolarisasi selama beberapa tahun, meminta mitra seperti Tiongkok dan India untuk melakukan pembayaran dalam mata uang lain.
Sementara itu, jaksa Ukraina mengatakan mereka telah menuduh lebih dari 8.000 kejahatan perang dan sedang menyelidiki 10 tentara Rusia atas dugaan kekejaman di Bucha, tempat puluhan mayat dengan pakaian sipil ditemukan setelah mundurnya Moskow. Moskow membantah klaim tersebut. (Aljazeera/OL-1)
AMERIKA Serikat (AS) dilaporkan kembali menempatkan senjata nuklir di Inggris untuk pertama kali sejak hampir dua dekade terakhir.
Negara-negara anggota Uni Eropa melalui NATO menjadi pihak yang membayar rudal Patriot.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tenggat waktu kepada Rusia untuk mengakhiri konflik di Ukraina dalam waktu 50 hari.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan apresiasi atas dukungan transatlantik dari Amerika Serikat (AS) dan NATO.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengisyaratkan akan mengeluarkan pernyataan penting terkait perang Rusia-Ukraina.
Setelah Rusia gempur Ukraina, Uni Eropa meluncurkan strategi penyimpanan darurat guna memastikan ketersediaan barang-barang penting seperti makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan.
PRESIDEN AS Donald Trump berencana mendukung usulan yang memungkinkan Rusia mengambil alih wilayah Ukraina yang tidak diduduki sebagai bagian dari perjanjian damai.
Zelensky menegaskan sikapnya terikat oleh konstitusi Ukraina yang melarang pemberian konsesi teritorial.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan tidak akan menyerahkan wilayah negaranya.
Cara terbaik untuk mengakhiri perang yang mengerikan antara Rusia dan Ukraina adalah melalui “Kesepakatan Perdamaian” yang komprehensif.
Trump mendukung rencana Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina dengan menyerahkan wilayah yang belum ditaklukkan kepada Rusia.
Trump dan Putin menunjukkan sikap optimistis usai melangsungkan pertemuan tertutup selama lebih dari tiga jam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved