Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
IMRAN Khan, Minggu (10/4), digulingkan dari posisinya sebagai Perdana Menteri Pakistan setelah diganjar mosi tidak percaya oleh parlemen setelah negara itu dilanda gejolak politik selama beberapa pekan terakhir.
Penjabat Ketua Parlemen Pakistan Sardar Ayaz Sadiq mengatakan sebanyak 174 anggota parlemen mendukung mosi tidak percaya itu.
Selama ini, tidak pernah ada perdana menteri yang berhasil menyelesaikan masa jabatannya di Pakistan. Namun, Khan merupakan Perdana Menteri Pakistan pertama yang dilengserkan lewat mosi tidak percaya.
Baca juga: Khan Ingin Selamat dari Mosi Tidak Percaya
Belum diketahui kapan parlemen Pakistan akan memilih perdana menteri baru. Namun, pemimpin oposisi Shehbaz Sharif hampit dipastikan akan menjadi perdana menteri negara berpenduduk 220 juta jiwa itu.
Khan berusaha keras mempertahankan posisinya, termasuk dengan membubarkan parlemen dan meminta pemilu dipercepat. Namun, Mahkamah Agung menganulir keputusannya pada pekan lalu dengan menyebut keputusan itu ilegal dan meminta parlemen menggelar sidang dan menentukan nasib perdana menteri berusia 69 tahun itu. (AFP/OL-1)
Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) pimpinan Khan berhasil mengadakan rapat umum besar di Lahore untuk pertama kalinya sejak pemilihan umum 8 Februari.
Kelompok Kerja PBB menyatakan mantan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, telah dipenjara secara sewenang-wenang dan melanggar hukum internasional.
LIGA Muslim Pakistan -Nawaz (PML-N) dan Partai Rakyat Pakistan (PPP) telah menyelesaikan perundingan untuk pembentukan koalisi.
Rakyat Pakistan memadati jalan-jalan dalam aksi protes di seluruh negeri, menuding adanya kecurangan dalam pemilihan umum terkini.
Juru bicara Imran Khan mengatakan mantan Perdana Menteri Pakistan itu tetap dalam kondisi bersamangat, meski berada dalam penjara.
Imran Khan membatalkan unjuk rasa bersama Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) di Punjab, setelah polisi menggunakan gas air mata dan meriam air menghalau para pendukungnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved