Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
RIBUAN orang berunjuk rasa pada Sabtu (21/9) di Lahore, Pakistan, untuk menuntut pembebasan segera mantan Perdana Menteri Imran Khan yang dipenjara. Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) pimpinan Khan berhasil mengadakan rapat umum besar di Lahore untuk pertama kalinya sejak pemilihan umum 8 Februari.
Partai tersebut memperoleh puluhan kursi di provinsi Punjab. Pemerintah setempat telah mengizinkan unjuk rasa tersebut diadakan selama tiga jam setelah adanya perintah Pengadilan Tinggi Lahore pada Jumat (20/9).
Partai yang berkuasa di provinsi tersebut adalah Liga Muslim Pakistan-Nawaz, pimpinan mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif, dan putrinya Maryam Nawaz, yang menjadi menteri utama. Ketua Sementara PTI, Barrister Gohar, mengatakan pemerintah harus segera membebaskan Khan karena ketidakstabilan ekonomi dan politik Pakistan semakin tidak terkendali.
Baca juga : Kali Ketiga Imran Khan Divonis Bersalah, Hukumannya 14 Tahun Penjara
"Saya peringatkan pemerintah untuk membebaskan Khan karena situasinya kini sudah tidak terkendali dan kami akan mengerahkan orang-orang ke jalan untuk berunjuk rasa," katanya, dilansir Anadolu, Senin (23/9).
Ia mengkritik pemerintah karena tidak mengizinkan partainya untuk bebas berunjuk rasa dan mengeluarkan surat keterangan tidak keberatan (SKKB) setelah ada perintah dari pengadilan.
Ini adalah unjuk kekuatan kedua PTI bulan ini setelah menggelar rapat umum besar di Islamabad pada 8 September untuk pertama kalinya sejak Mei 2023 karena pemerintah telah berkali-kali menolak mengizinkan partai tersebut menyelenggarakan pertemuan publik di ibu kota meskipun ada perintah pengadilan.
Baca juga : Mantan PM Pakistan Imran Khan Divonis 10 Tahun Penjara
Salman Akram Raja, sekretaris jenderal PTI dan pengacara terkemuka, menuduh Komisi Pemilihan Umum Pakistan melakukan kecurangan pada pemilu 8 Februari dan merebut kemenangan dari PTI.
"Pemerintah saat ini tidak memiliki mandat publik dan kami tidak akan membiarkannya melakukan amandemen konstitusi apa pun dan membentuk pengadilan konstitusi untuk menyesuaikan kepala hakim saat ini yang bias," kata Raja kepada para pendukungnya.
Ia mengklaim pemerintah mengajukan amandemen konstitusional untuk melarang PTI dan mengirim Khan ke pengadilan militer untuk diadili. Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan, termasuk, "Hidup Imran Khan", "Bebaskan Imran Khan" dan "Pemilu yang dicurangi tidak dapat diterima."
Baca juga : Imran Khan Tetep Semangat di Dalam Penjara
PTI mengklaim telah memenangkan dua pertiga daerah pemilihan dalam pemilu tersebut. Komisi Pemilihan Umum Pakistan telah menepis tuduhan tersebut. Raja mengumumkan akan segera meluncurkan protes nasional untuk menekan pemerintah agar membebaskan Khan.
Khan, 72 tahun, saat ini mendekam di penjara di kota garnisun Rawalpindi di timur laut, mencari jaminan dalam kasus-kasus mulai dari korupsi hingga terorisme. Ia membantah tuduhan-tuduhan tersebut. Pengadilan telah mengesampingkan dua hukuman dan menangguhkan hukuman ketiga.
Mantan bintang kriket itu digulingkan dalam mosi tidak percaya pada April 2022. (I-2)
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan menerima kunjungan Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif pada Minggu (25/5) malam di Kantor Kerja Dolmabahce, Istanbul.
INDIA dan Pakistan kembali terlibat dalam saling tuduh, kali ini terkait pengelolaan senjata nuklir. Ketegangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah gencatan senjata
PM India Narendra Modi menegaskan India tak akan mentolerir pemerasan nuklir dan siap membalas serangan teroris dari Pakistan.
India dan Pakistan saling menuduh pelanggaran gencatan senjata yang baru disepakati, setelah beberapa hari pertempuran sengit di Kashmir.
Dunia internasional, termasuk PBB, Inggris, AS, dan Iran, menyerukan dialog damai untuk meredakan ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir ini.
Pakistan memperingatkan akan membalas serangan udara India yang menewaskan 31 orang, termasuk anak-anak, di wilayah Kashmir dan Punjab.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved