Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

PBB Desak Dunia Hentikan Krisis Afghanistan yang Memburuk

Nur Aivanni
31/3/2022 19:37
PBB Desak Dunia Hentikan Krisis Afghanistan yang Memburuk
Bantuan makanan untuk warga Afghanistan(AFP/ WAKIL KOHSAR)

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak dunia untuk mendukung Afghanistan dalam konferensi donor pada Kamis (31/3). Badan tersebut mencari dana bantuan kemanusiaan senilai US$4,4 miliar untuk negara tersebut.

Untuk diketahui, Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan pada 15 Agustus di tengah penarikan tergesa-gesa pasukan asing yang dipimpin AS. Sejak itu, krisis kemanusiaan di negara itu dengan cepat memburuk.

Konferensi donor tersebut diadakan seminggu setelah kelompok Islam garis keras itu menutup sekolah perempuan.

Sementara mengutuk penutupan tersebut, PBB, Inggris, Jerman dan Qatar, yang menjadi tuan rumah bersama acara virtual itu bersikeras masyarakat internasional tidak boleh meninggalkan orang-orang Afghanistan, dengan 60% dari populasinya membutuhkan bantuan untuk tetap bertahan.

Mereka juga mendesak para donor untuk tidak jatuh ke dalam perangkap mengabaikan krisis di Afghanistan saat ada invasi Rusia ke Ukraina.

"Ukraina sangat penting tetapi Afghanistan menyerukan kepada jiwa kami untuk komitmen dan kesetiaan," kata Koordinator Kemanusiaan PBB Martin Griffiths kepada wartawan, yang berbicara dari Kabul.

Baca juga: RI Siap Bantu Afghanistan di Sektor Pendidikan

PBB mencari tiga kali lipat dari jumlah yang diminta pada tahun 2021. Dikatakannya, Afghanistan berada di ambang kehancuran ekonomi, dengan lebih dari 24 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.

"Kita perlu mencegah yang terburuk di Afghanistan dan itulah mengapa kami meminta para donor untuk melangkah dan bermurah hati," kata Griffiths.

Diplomat Inggris itu mengatakan layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan sekarang bertekuk lutut. Sementara itu, jutaan orang tidak memiliki akses untuk bekerja dan orang-orang mengambil pinjaman untuk bertahan hidup, dengan 80% pengeluaran rumah tangga digunakan untuk makanan.

Lebih jauh lagi, katanya, negara itu menderita kekeringan terburuk dalam beberapa dekade.(AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya