Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

5.000 Orang Tewas di Kota Mariupol Ukraina

Nur Aivanni
29/3/2022 11:03
5.000 Orang Tewas di Kota Mariupol Ukraina
Citra satelit yang diambil pada 22 Maret menunjukkan bangunan-bangunan yang terbakar di Mariupol, Ukraina.(AFP/Satellite image ©2022 Maxar Technologies )

SEDIKITNYA 5.000 orang tewas dalam bencana krisis kemanusiaan yang melanda Mariupol, Ukraina

Beberapa kota di Ukraina tetap berada di bawah pengeboman Rusia yang menghancurkan pada malam negosiasi perdamaian tatap muka yang baru, Selasa (29/3) di Turki, ketika Kiev dan sekutunya di Barat berusaha mengakhiri perang.

Di pelabuhan selatan Mariupol, yang terkepung, setidaknya 5.000 orang telah dikuburkan, menurut seorang pejabat senior Ukraina. Dia pun mengatakan sebanyak 10.000 mungkin telah meninggal.

Baca juga: Jatuh Sakit, Abramovich Diduga Diracun Putin

"Penguburan dihentikan 10 hari yang lalu karena penembakan yang terus berlanjut," kata Tetyana Lomakina, penasihat presiden yang sekarang bertanggung jawab atas koridor kemanusiaan, kepada AFP melalui telepon, Senin (28/3).

Serangan Rusia di dekat Kiev, kata para pejabat, memutus aliran listrik ke lebih dari 80.000 rumah.

Sekjen PBB Antonio Guterres, Senin (28/3), mengumumkan bahwa badan dunia itu sedang mengupayakan gencatan senjata kemanusiaan di Ukraina.

Sepuluh juta warga Ukraina telah meninggalkan rumah mereka sejak invasi sebulan lalu. Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan sebanyak 20.000 orang mungkin telah tewas di seluruh negeri.

Rusia dituduh melakukan penembakan tanpa pandang bulu terhadap wilayah sipil. Itu yang kemudian oleh Kiev dan sekutu Baratnya telah dicap sebagai kejahatan perang.

Kebutuhan kemanusiaan sangat mendesak di Mariupol, dengan Ukraina mengatakan sekitar 160.000 warga sipil tetap dikepung oleh pasukan Rusia. Mereka sangat membutuhkan makanan, air dan obat-obatan.

Dikatakan anggota parlemen lokal Kateryna Sukhomlynova kepada AFP, mayat-mayat yang tidak terkubur berjejer di jalan-jalan dan penduduk yang meringkuk di tempat penampungan bawah tanah terpaksa makan salju agar tetap terhidrasi.

Kementerian Luar Negeri Ukraina menyebut situasi itu sebagai bencana besar. Kementerian mengatakan serangan Rusia dari darat, laut dan udara telah mengubah sebuah kota yang dulunya berpenduduk 450.000 orang itu menjadi debu.

Satu serangan Rusia di teater yang berubah menjadi tempat perlindungan di Mariupol dikhawatirkan telah menewaskan 300 orang.

Prancis, Yunani, dan Turki berharap untuk meluncurkan evakuasi massal warga sipil keluar dari Mariupol dalam beberapa hari, menurut Presiden Prancis Emmanuel Macron. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya