Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEDIKITNYA 5.000 orang tewas dalam bencana krisis kemanusiaan yang melanda Mariupol, Ukraina.
Beberapa kota di Ukraina tetap berada di bawah pengeboman Rusia yang menghancurkan pada malam negosiasi perdamaian tatap muka yang baru, Selasa (29/3) di Turki, ketika Kiev dan sekutunya di Barat berusaha mengakhiri perang.
Di pelabuhan selatan Mariupol, yang terkepung, setidaknya 5.000 orang telah dikuburkan, menurut seorang pejabat senior Ukraina. Dia pun mengatakan sebanyak 10.000 mungkin telah meninggal.
Baca juga: Jatuh Sakit, Abramovich Diduga Diracun Putin
"Penguburan dihentikan 10 hari yang lalu karena penembakan yang terus berlanjut," kata Tetyana Lomakina, penasihat presiden yang sekarang bertanggung jawab atas koridor kemanusiaan, kepada AFP melalui telepon, Senin (28/3).
Serangan Rusia di dekat Kiev, kata para pejabat, memutus aliran listrik ke lebih dari 80.000 rumah.
Sekjen PBB Antonio Guterres, Senin (28/3), mengumumkan bahwa badan dunia itu sedang mengupayakan gencatan senjata kemanusiaan di Ukraina.
Sepuluh juta warga Ukraina telah meninggalkan rumah mereka sejak invasi sebulan lalu. Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan sebanyak 20.000 orang mungkin telah tewas di seluruh negeri.
Rusia dituduh melakukan penembakan tanpa pandang bulu terhadap wilayah sipil. Itu yang kemudian oleh Kiev dan sekutu Baratnya telah dicap sebagai kejahatan perang.
Kebutuhan kemanusiaan sangat mendesak di Mariupol, dengan Ukraina mengatakan sekitar 160.000 warga sipil tetap dikepung oleh pasukan Rusia. Mereka sangat membutuhkan makanan, air dan obat-obatan.
Dikatakan anggota parlemen lokal Kateryna Sukhomlynova kepada AFP, mayat-mayat yang tidak terkubur berjejer di jalan-jalan dan penduduk yang meringkuk di tempat penampungan bawah tanah terpaksa makan salju agar tetap terhidrasi.
Kementerian Luar Negeri Ukraina menyebut situasi itu sebagai bencana besar. Kementerian mengatakan serangan Rusia dari darat, laut dan udara telah mengubah sebuah kota yang dulunya berpenduduk 450.000 orang itu menjadi debu.
Satu serangan Rusia di teater yang berubah menjadi tempat perlindungan di Mariupol dikhawatirkan telah menewaskan 300 orang.
Prancis, Yunani, dan Turki berharap untuk meluncurkan evakuasi massal warga sipil keluar dari Mariupol dalam beberapa hari, menurut Presiden Prancis Emmanuel Macron. (AFP/OL-1)
negara terbesar di dunia, nomor satu luasnya lebih dari 18 juta km persegi atau setara 11% dari luas daratan bumi
Aku menyeberangi batas pantai di antara kebajikan dan kejahatan.
Izinkan aku berangkat untuk kembali di suatu pekat. Menyembah, menyapu air mata rindu.
Pemikiran Remy dalam dunia kebudayaan sangat penting. Ia adalah tokoh hebat,
Rusia memberi kota itu ultimatum pada Minggu malam, yang mendesak para pembelanya untuk menyerah sebelum pukul 05.00 waktu setempat (0300 GMT) pada Senin.
Menguasai Mariupol juga akan menjadi kemenangan besar bagi propaganda Kremlin, yang menggambarkan Ukraina diperintah oleh Nazi.
Puluhan bus yang penuh sesak dengan pengungsi yang kelelahan dari Mariupol dan kota-kota lain yang diduduki Rusia di Ukraina tenggara tiba di Zaporizhzhia pada Jumat (1/4).
Dua helikopter Mi-8 Ukraina untuk mengevakuasi batalion nasionalis Azov, yang mencoba mencapai kota dari laut, ditembak jatuh oleh sistem anti-pesawat portabel
"Alasan mengapa kami tidak bisa masuk ke Mariupol dengan kargo kemanusiaan justru karena mereka takut dunia akan melihat apa yang terjadi di sana."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved