Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SEORANG karyawan media televisi Channel One di Rusia, Marina Ovsyannikova mengkampanyekan perdamaian dan antiperang. Pesan yang dituliskan di atas semeblar kertas itu dijadikan latar belakang program berita utama.
Marina merupakan seorang editor Channel One. Ia sengaja berdiri di belakang pembaca berita saat program berita utama sambil membentangkan tulisan tersebut.
Dilansir dari The Guardian, Selasa (15/3). Marina menyampaikan pesan hentikan perang dalam bahasa Inggris. Ia juga menulis dalam bahasa Rusia yang berbunyi katakan tidak untuk berperang. Jangan percaya propaganda. Mereka berbohong padamu tentang tujuan perang.
Protes yang dilakukan Marina berlangsung beberapa menit beriringan dengan pembacaan berita dan berakhir saat rekaman ditayangkan. Ia juga mengaku malu karena tempatnya bekerja menyebarkan propaganda untuk mendukung kehendak pemerintahnya menyerang Ukraina.
"Sayangnya, selama beberapa tahun saya bekerja di Channel One dan mengerjakan propaganda Kremlin, saya sangat malu dengan ini sekarang. Malu karena dibiarkan berbohong dari layar televisi," katanya. "Malu bahwa saya membiarkan zombifikasi orang-orang Rusia. Kami diam pada tahun 2014 ketika ini baru saja dimulai. Kami tidak keluar untuk memprotes ketika Kremlin meracuni (pemimpin oposisi Alexei) Navalny,” ujarnya yang diposting dalam akun media sosialnya.
Usai melayangkan protes itu, Marina dikabarkan telah ditangkap oleh pemerintah Rusia. Marina pun menambah panjang daftar masyarakat Rusia yang ditahan kepolisian lantaran menentang kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sejauh ini sekitar 15.000 orang ditangkap dalam protes antiperang di seluruh Rusia. Sejak menginvasi Ukraina, Rusia telah bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya dan melarang protes serupa di media sosial. (Guardian/OL-13)
Baca Juga: Serangan Mematikan Rusia Guncang Ukraina
KONDISI geopolitik global, khususnya perang Iran-Israel, bisa berdampak negatif pada persepsi keamanan kawasan Asia, termasuk Indonesia. Hal itu disorot dala Rakernas ASITA 2025
Seluruh negara di dunia diminta untuk mengambil langkah nyata guna menekan Israel.
PRESIDEN ASPEK Indonesia, Muhammad Rusdi, menyatakan gerakan dan perjuangan buruh Indonesia adalah bagian tak terpisahkan dari gerakan, dan perjuangan buruh dan rakyat dunia.
Eropa sedang bergegas mempersiapkan warganya untuk menghadapi ancaman konflik yang semakin meningkat dan berada di ambang pintu.
PEMERINTAH Tiongkok mengimbau warganya menghindari zona konflik dan tidak terlibat dalam perang di Ukraina dalam bentuk apa pun.
Hampir semua 2,4 juta anak yang tinggal di Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur dan Jalur Gaza terkena imbas perang.
Presiden AS Donald Trump mengerahkan 2.000 pasukan untuk menangani protes yang terus meningkat dampak penggerebekan imigrasi di Los Angeles.
Mahasiswa Harvard menggelar aksi protes menentang kebijakan Trump yang membatalkan kontrak keuangan dan mencabut akreditasi mahasiswa internasional.
PARA pedagang di Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) mengancam akan menutup akses skybridge pasar Tanah Abang.
Menurut dia, para hakim bisa menempuh cara-cara lain untuk menyampaikan aspirasi, tanpa harus "mogok" kerja secara serentak.
Berbagai upaya resmi dan formal telah ditempuh, dengan harapan agar pemerintah memberikan perhatian yang serius dan langkah nyata terhadap tuntutan tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved