Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
PARLEMEN Ukraina, Rabu (23/2), menyatakan negara dalam keadaan darurat dalam upaya menyusun tanggapan menghadapi ancaman invasi Rusia.
Keputusan itu disetujui secara bulat oleh para anggota parlemen di hari yang sama saat Moskow mengevakuasi staf kedubes mereka di Kiev dan Washington memperingatkan mengenai kemungkinan serangan besar-besaran oleh Rusia.
"Situasi yang ada sangat rumit namun masih tetap bisa dikendalikan," ujar Menteri Keamanan dan Pertahanan Ukraina Oleksiy Danilov.
Baca juga: Ukraina Umumkan Keadaan Darurat, Separatis Minta Bantuan Rusia
Status negara dalam keadaan darurat membuat pemerintah regional Ukraina bisa mengadopsi kebijakan pertahanan yang ketat termasuk pemeriksaan identitas dan mobil di sejumlah pos pemeriksaan.
Status itu berlaku untuk seluruh wilayah Ukraina kecuali dua wilayah yang dikuasi pemberontak pro-Rusia, tempat pemberontakan telah menewaskan lebih dari 14 ribu orang dalam tempo 2 tahun terakhir.
Pengakuan Presiden Rusia Vladimir Putin atas kemerdekaan kedua wilayah Ukraina yang dikuasai pemberontak itu pada Senin (21/2) meningkatkan ketakutan kemungkinan terjadinya perang kedua.
Putin kemudian menandatangani dekrit yang mengizinkan pengiriman pasukan Rusia sebagai pasukan penjaga perdamaian ke kedua wilayah yang dikuasi pemberontak Ukraina itu. (AFP/OL-1)
TAK terasa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasuki usia ke-80 tahun dengan menghadapi badai kritik di tengah krisis legitimasi dan keterbatasan anggaran.
PARA pemimpin Iran menyadari bahwa mereka sendiri yang harus melawan AS dan Israel. Republik Islam itu tidak punya jaringan proksi dan sekutu di Timur Tengah dan sekitarnya.
Rusia mungkin bukanlah destinasi liburan yang langsung terlintas di benak wisatawan Indonesia. Citra tentang salju ekstrem, bahasa yang sulit, dan makanan asing kerap menjadi penghalang.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin mengutuk serangan Amerika Serikat (AS) dan Israel terhadap Iran sebagai tindakan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan.
MENTERI Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dijadwalkan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (23/6).
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, tiba di Moskow, pada Minggu (22/6), untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved