Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
IRAN hanya memiliki beberapa hari tersisa untuk menerima kesepakatan tentang program nuklir mereka pada pembicaraan di Wina. Hal itu ditegaskan Prancis, Rabu (16/2), saat kepala negosiator Teheran berjanji bahwa kesepakatan lebih dekat dari sebelumnya.
"Ini bukan soal berminggu-minggu, ini soal berhari-hari," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian kepada Senat, seraya menambahkan krisis besar akan terjadi jika tidak ada kesepakatan.
Pembicaraan Wina, yang melibatkan Iran serta Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman, dan Rusia secara langsung, juga Amerika Serikat (AS) secara tidak langsung, dilanjutkan pada akhir November dengan tujuan memulihkan kesepakatan 2015.
Baca juga: Iran Kembangkan Rudal yang Mampu Jangkau Israel
Kesepakatan itu telah menawarkan bantuan sanksi kepada Teheran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya, tetapi AS secara sepihak menarik diri pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi ekonomi yang berat, mendorong Iran untuk mulai membatalkan komitmennya.
“Kami lebih dekat dari sebelumnya untuk mencapai kesepakatan,” tulis perunding top Iran Ali Bagheri di Twitter, Rabu (16/2).
"Mitra negosiasi kita harus realistis, menghindari sikap keras kepala dan mengindahkan pelajaran dari empat tahun terakhir. Saatnya untuk keputusan serius mereka," tambahnya.
Sebelumnya pada hari itu, Teheran telah meminta Kongres AS untuk mengatakan Washington akan berkomitmen jika kesepakatan tercapai di Wina.
"Pada prinsipnya, opini publik di Iran tidak dapat menerima kata-kata seorang kepala negara sebagai jaminan, apalagi Amerika Serikat, karena penarikan Amerika pada 2018,” ujar Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian.
Dia menekankan telah meminta perunding Iran untuk mengusulkan kepada pihak-pihak Barat bahwa setidaknya parlemen atau ketua parlemen mereka, termasuk Kongres AS, dapat menyatakan dalam bentuk pernyataan politik komitmen mereka terhadap perjanjian tersebut.
Pada 2018, presiden AS saat itu Donald Trump menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, menghancurkan ekonomi negara itu.
Sebagai tanggapan, Teheran meningkatkan kerja nuklirnya, melanggar ketentuan kesepakatan 2015, yang disebut Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).
Negosiasi di Wina berusaha mengembalikan Washington ke kesepakatan nuklir, termasuk melalui pencabutan sanksi terhadap Iran, dan untuk memastikan kepatuhan penuh Teheran terhadap komitmennya.
"Kami membutuhkan keputusan politik dari Iran. Mereka memiliki pilihan yang sangat jelas," kata Le Drian dari Prancis.
"Entah mereka melepaskan krisis serius di hari-hari berikutnya atau mereka menerima kesepakatan yang menghormati kepentingan semua pihak, terutama kepentingan Iran," tambahnya.
Dia menggambarkan kesepakatan ada dalam genggaman dan mencatat sekarang ada kesepakatan tentang kesepakatan antara kekuatan Eropa serta Tiongkok, Rusia, dan AS.
Namun dia mengatakan bahwa waktu hampir habis karena Iran terus mengintensifkan kegiatan nuklirnya.
"Semakin ini berlangsung, semakin Iran mempercepat prosedur nuklirnya," katanya. (France24/OL-1)
Trump sebelumnya menyampaikan telah memerintahkan pengerahan dua kapal selam bertenaga nuklir sebagai tanggapan atas komentar Medvedev.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk dikerahkan ke wilayah yang tepat.
Pemerintah harus mengirim tenaga ahli ke negara-negara maju yang telah mengoperasionalkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
PEMERINTAH Rusia kembali menegaskan sikap tegasnya terkait kebijakan pertahanan nasional, khususnya soal doktrin nuklir.
KETIKA Israel secara intensif menggempur berbagai fasilitas nuklir Iran dalam eskalasi terbaru, dunia justru kembali mengalihkan perhatian pada program nuklir rahasia Israel, Dimona.
Pandangan pemerintah AS terhadap dampak kerusakan pada tiga situs nuklir utama Iran masih konsisten, dan penilaian tersebut sejauh ini tidak mengalami perubahan.
Prancis menegaskan dukungannya terhadap pembentukan misi stabilisasi internasional sementara yang bertujuan memastikan keamanan bagi warga Israel dan Palestina.
HAMPIR dua tahun sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas, dengan korban jiwa di Jalur Gaza melampaui 60.000 orang, dukungan global untuk pengakuan negara Palestina semakin menguat.
PRANCIS, Jumat (8/8), mengutuk rencana Israel untuk menduduki Jalur Gaza, Palestina, dan menegaskan kembali penentangan tegasnya terhadap rencana tersebut.
Kawasan bukit Corbières di Prancis selatan terbakar. Sekitar 8.000 lahan dilalap api, menutup akses jalan tol, dan melukai dua orang.
DUNIA semakin bersatu untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, terutama dari negara Barat.
Syahganda berpendapat langkah tegas Macron dan Starmer itu harus apresiasi, dan Presiden Prabowo Subianto perlu mengekspresikan penghargaan positif itu secara terbuka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved