Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Prancis: Hanya Tersisa Beberapa Hari bagi Iran untuk Setujui Kesepakatan Nuklir

Atikah Ishmah Winahyu
17/2/2022 11:58
Prancis: Hanya Tersisa Beberapa Hari bagi Iran untuk Setujui Kesepakatan Nuklir
Juru runding nuklir Iran Ali Bagheri Kani(AFP/ALEX HALADA)

IRAN hanya memiliki beberapa hari tersisa untuk menerima kesepakatan tentang program nuklir mereka pada pembicaraan di Wina. Hal itu ditegaskan Prancis, Rabu (16/2), saat kepala negosiator Teheran berjanji bahwa kesepakatan lebih dekat dari sebelumnya.

"Ini bukan soal berminggu-minggu, ini soal berhari-hari," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian kepada Senat, seraya menambahkan krisis besar akan terjadi jika tidak ada kesepakatan.

Pembicaraan Wina, yang melibatkan Iran serta Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman, dan Rusia secara langsung, juga Amerika Serikat (AS) secara tidak langsung, dilanjutkan pada akhir November dengan tujuan memulihkan kesepakatan 2015.

Baca juga: Iran Kembangkan Rudal yang Mampu Jangkau Israel

Kesepakatan itu telah menawarkan bantuan sanksi kepada Teheran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya, tetapi AS secara sepihak menarik diri pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi ekonomi yang berat, mendorong Iran untuk mulai membatalkan komitmennya.

“Kami lebih dekat dari sebelumnya untuk mencapai kesepakatan,” tulis perunding top Iran Ali Bagheri di Twitter, Rabu (16/2).

"Mitra negosiasi kita harus realistis, menghindari sikap keras kepala dan mengindahkan pelajaran dari empat tahun terakhir. Saatnya untuk keputusan serius mereka," tambahnya.

Sebelumnya pada hari itu, Teheran telah meminta Kongres AS untuk mengatakan Washington akan berkomitmen jika kesepakatan tercapai di Wina.

"Pada prinsipnya, opini publik di Iran tidak dapat menerima kata-kata seorang kepala negara sebagai jaminan, apalagi Amerika Serikat, karena penarikan Amerika pada 2018,” ujar Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian.

Dia menekankan telah meminta perunding Iran untuk mengusulkan kepada pihak-pihak Barat bahwa setidaknya parlemen atau ketua parlemen mereka, termasuk Kongres AS, dapat menyatakan dalam bentuk pernyataan politik komitmen mereka terhadap perjanjian tersebut.

Dalam genggaman

Pada 2018, presiden AS saat itu Donald Trump menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, menghancurkan ekonomi negara itu. 

Sebagai tanggapan, Teheran meningkatkan kerja nuklirnya, melanggar ketentuan kesepakatan 2015, yang disebut Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).

Negosiasi di Wina berusaha mengembalikan Washington ke kesepakatan nuklir, termasuk melalui pencabutan sanksi terhadap Iran, dan untuk memastikan kepatuhan penuh Teheran terhadap komitmennya.

"Kami membutuhkan keputusan politik dari Iran. Mereka memiliki pilihan yang sangat jelas," kata Le Drian dari Prancis.

"Entah mereka melepaskan krisis serius di hari-hari berikutnya atau mereka menerima kesepakatan yang menghormati kepentingan semua pihak, terutama kepentingan Iran," tambahnya.

Dia menggambarkan kesepakatan ada dalam genggaman dan mencatat sekarang ada kesepakatan tentang kesepakatan antara kekuatan Eropa serta Tiongkok, Rusia, dan AS.

Namun dia mengatakan bahwa waktu hampir habis karena Iran terus mengintensifkan kegiatan nuklirnya.

"Semakin ini berlangsung, semakin Iran mempercepat prosedur nuklirnya," katanya. (France24/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya