Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PARA diplomat tinggi Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat menyatakan persatuan mereka melawan Korea Utara pada Sabtu setelah serangkaian peluncuran rudal balistik oleh Pyongyang.
Setelah sehari pertemuan di Honolulu, dalam pernyataan bersama, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong, dan Menteri Luar Negeri Jepang Hayashi Yoshimasa mengutuk serangkaian tujuh peluncuran itu sebagai destabilisasi.
Baca juga: Badai dan Lagu Barry Manilow Gagal Bubarkan Pendemo di Selandia Baru
Mereka mengatakan Pyongyang perlu menghentikan kegiatannya yang melanggar hukum dan terlibat dalam dialog.
"DPRK sedang dalam fase provokasi," kata Blinken pada konferensi pers bersama rekan-rekan menteri luar negerinya, yang menggunakan akronim untuk Republik Rakyat Demokratik Korea.
"Kami terus bekerja untuk menemukan cara untuk meminta pertanggungjawaban DPRK," katanya, yang mengutip sanksi terbaru yang dijatuhkan pada delapan orang dan entitas yang terkait dengan pemerintah Korea Utara.
Ketiga diplomat itu menegaskan kembali komitmen mereka terhadap denuklirisasi seluruh Semenanjung Korea, dan kesiapan untuk melanjutkan pembicaraan dengan Pyongyang, yang belum menanggapi tawaran dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada tahun lalu.
"Menteri Luar Negeri menekankan bahwa mereka tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK dan menggarisbawahi keterbukaan yang berkelanjutan untuk bertemu dengan DPRK tanpa prasyarat," kata mereka dalam pernyataan itu. (AFP/OL-6)
KOREA Utara secara tegas mengecam serangan udara Israel terhadap Iran yang menjadi pemicu eskalasi di Timteng.
KOREA Utara (Korut) menyatakan kecaman keras terhadap serangan udara yang dilancarkan Israel ke Iran, sehingga telah memicu konflik terbuka antar kedua negara sejak Jumat (13/6).
PRESIDEN Korea Selatan yang baru dilantik, Lee Jae-myung, berjanji akan memulihkan stabilitas politik dan ekonomi di negaranya serta membuka kembali jalur dialog dengan Korea Utara.
KOREA Selatan bersiap melaksanakan pemilihan umum (pemilu) untuk memilih presiden berikutnya. Negeri Gingseng itu menghadapi tantangan tarif Donald Trump hingga unifikasi dengan Korea Utar
Laporan internasional mengungkap Korea Utara telah mengirim jutaan peluru dan ribuan pasukan ke Rusia, membantu serangan terhadap Ukraina.
Korea Utara menuding sistem pertahanan rudal "Golden Dome" Presiden Trump sebagai langkah berbahaya menuju militerisasi luar angkasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved