Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Rusia-AS Bentrok di Dewan Keamanan PBB Terkait Krisis Ukraina

Nur Aivanni
01/2/2022 10:34
Rusia-AS Bentrok di Dewan Keamanan PBB Terkait Krisis Ukraina
Kementerian Pertahanan Belarus menampilkan foto tentara Rusia yang bergabung dalam latihan militer bersama di Minks, Belarus, Minggu (20/1).(Handout / MINISTRY OF DEFENCE REPUBLIC OF BELARUS / AFP)

RUSIA dan Amerika Serikat (AS) bentrok soal Ukraina di Dewan Keamanan PBB pada Senin (31/1) bersamaan dengan London dan Washington yang siap menjatuhkan sanksi pada Rusia jika negara bekas Soviet itu diserang.

Pemimpin Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara melalui telepon untuk kedua kalinya dalam empat hari di tengah upaya intens oleh sekutu NATO untuk mencegah invasi Rusia ke Ukraina.

Dengan lebih dari 100 ribu tentara Rusia berkumpul di perbatasan tetangganya, ketegangan terus meningkat.

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Moskow berencana untuk meningkatkan kekuatannya di Belarus enam kali lipat dalam beberapa hari mendatang.

"Kami telah melihat bukti bahwa Rusia bermaksud untuk memperluas kehadiran itu menjadi lebih dari 30 ribu tentara di dekat perbatasan Belarus-Ukraina, kurang dari dua jam di utara Kiev pada awal Februari (2022)," kata Thomas-Greenfield.

"Jika Rusia menginvasi Ukraina lebih jauh, tidak seorang pun dari kita akan dapat mengatakan bahwa kita tidak melihatnya datang, dan konsekuensinya akan mengerikan," katanya.

Tetapi Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menolak tuduhan itu dan mengatakan Washington terlibat histeris dengan mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang Ukraina.

Dia mengatakan tidak ada pejabat Rusia yang mengancam akan menyerang bekas negara Uni Soviet dan bahwa orang-orang Ukraina sedang dicuci otak oleh "Rusiafobia" dari Barat.

Dan dia mengatakan bahwa pasukan di Belarus ada di sana untuk latihan bersama.

"Amerika Serikat meningkatkan ketegangan dan retorika dan memprovokasi eskalasi," kata Nebenzia.

"Bahasan tentang ancaman perang adalah provokatif dalam dirinya sendiri. Anda hampir menyerukan ini, Anda ingin itu terjadi," tuduhnya. (AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya