Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Korea Utara Uji Coba Peluru Kendali Taktis

Atikah Ishmah Winahyu
18/1/2022 12:41
Korea Utara Uji Coba Peluru Kendali Taktis
KCNA merilis foto uji coba perlu kendali taktis yang dilakukan Akademi Sains Pertahanan Korea Utara pada Senin (17/1).(KCNA VIA KNS / AFP)

KOREA Utara mengatakan bahwa pihaknya telah meluncurkan dua peluru kendali taktis, karena berusaha untuk meningkatkan persenjataan konvensionalnya sambil menolak tawaran pembicaraan dari Amerika Serikat.

Sejak pemimpin Korut Kim Jong Un menyatakan komitmennya terhadap modernisasi militer pada pidato penting partai bulan lalu, negara bersenjata nuklir itu telah melakukan serangkaian uji coba senjata, termasuk rudal hipersonik.

Washington menjatuhkan sanksi baru kepada Pyongyang pekan lalu dan Korea Utara menanggapi dengan menggandakan pengujian, menegaskan hak sahnya untuk membela diri.

“Uji coba senjata terbaru melibatkan dua peluru kendali taktis yang tepatnya mengenai sasaran pulau di Laut Timur Korea," kata kantor berita negara KCNA, pada Selasa (18/1).

“Peluncuran itu mengonfirmasi akurasi, keamanan, dan efisiensi pengoperasian sistem senjata yang sedang diproduksi," tambahnya.

Militer Korea Selatan sebelumnya mengatakan dua rudal balistik jarak pendek ditembakkan ke timur dari dekat Pyongyang pada Senin (17/1), terbang 380 kilometer (sekitar 240 mil) pada ketinggian 42 km.

Jepang juga mendeteksi uji coba tersebut, Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi memperingatkan serangkaian peluncuran baru-baru ini menunjukkan Korea Utara sedang mencoba meningkatkan teknologi dan kemampuan operasionalnya.

Peluncuran itu dilakukan pada saat yang sulit di kawasan itu, dengan satu-satunya sekutu utama Korea Utara, Tiongkok akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin bulan depan dan Korea Selatan bersiap untuk pemilihan presiden pada bulan Maret 2022.

Persempit Celah

Pyongyang menggunakan sanksi baru AS sebagai alasan untuk melanjutkan uji coba senjata konvensional yang telah direncanakan sebelumnya, kata seorang analis, saat Korea Utara berusaha mempersempit kesenjangan dengan militer Korea Selatan yang diperlengkapi dengan baik.

"Ini tertinggal jauh di belakang dalam persaingan dengan Seoul," kata Cheong Seong-chang dari Pusat Studi Korea Utara di Institut Sejong.

"Meskipun bersenjata nuklir, tidak dalam posisi untuk menggunakannya kecuali diserang terlebih dahulu dan hanya dapat menggunakan senjata konvensional untuk kemungkinan konflik militer di sepanjang daerah perbatasan,” tambahnya.

Untuk saat ini, pembicaraan dengan AS berada di luar meja karena Pyongyang tidak akan menanggapi sampai Seoul dan Washington membekukan latihan bersama, sesuatu yang dikatakan Washington tidak untuk dinegosiasikan.

Pada Senin (17/1), AS meminta Korea Utara untuk menghentikan kegiatannya yang melanggar hukum dan tidak stabil.

Perwakilan khusus AS di Korea Utara, Sung Kim, menyatakan keprihatinan tentang peluncuran rudal dan mendesak Pyongyang untuk kembali berdialog tanpa prasyarat, kata Departemen Luar Negeri.

Bahkan ketika melenturkan otot militernya, negara miskin itu, yang mengalami krisis secara ekonomi dari blokade virus korona yang dipaksakan sendiri, diam-diam memulai kembali perdagangan lintas batas dengan Tiongkok akhir pekan ini.

Sebuah kereta barang dari Korea Utara tiba di kota perbatasan Tiongkok, Dandong untuk pertama kalinya sejak awal 2020 pada hari Minggu.

"Kereta barang yang membawa barang antara Dandong dan DPRK telah kembali beroperasi. Pekerjaan ini akan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pencegahan pandemi," kata juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok Zhao Lijian pada pengarahan rutin Senin. (Aiw/France24/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik