Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bom Perang Vietnam Hambat Pembangunan Jalur Kereta Tiongkok-Laos

Atikah Ishmah Winahyu
10/1/2022 16:12
Bom Perang Vietnam Hambat Pembangunan Jalur Kereta Tiongkok-Laos
Presiden Tiongkok Xi Jinping (kanan) dan Presiden Laos Thongloun Sisoulith (kiri) saling sapa terkait pembangunan kereta Laos-Tiongkok.(various sources / AFP/ Lao National TV)

JALUR kereta api Tiongkok-Laos dari ibu kota Provinsi Yunnan, Kunming ke Vientiane, ibu kota Laos telah diresmikan pada 3 Desember 2021. Proyek pembangunan ini merupakan salah satu proyek ikonik Inisitiatif “B&R”.

Selain kesulitan dan risiko yang sangat langka yang harus diatasi dalam proses pembangunan, tim juga menghadapi ancaman keselamatan jiwa.

Di daerah-daerah sepanjang jalur kereta api terpendam bom dalam jumlah yang sangat besar yang belum meledak (UXO) selama Perang Vietnam.

Menurut laporan Kantor Berita Nasional Laos (KPL) pada tahun 2016, di daerah sekitar Stasiun Nateuy (antara Boten-Vientiane) saja, ditemukan zona UXO peninggalan Amerika Serikat (AS) sepanjang 16,9 km.

Menurut seorang penanggung jawab tim pembangunan Tiongkok, Liu Qianli, dirinya pernah menyaksikan penyingkiran belasan bom sepanjang sekitar 30 sampai 40 cm di daerah pembangunannya.

Untuk mengatasi masalah penyingkiran bom peninggalan AS dalam jumlah besar di daerah pembangunan, Tiongkok dan Laos mengadakan kerja sama yang erat.

Menurut laman situs “B&R”, sebelum pekerjaan pembangunan dimulai, Kementerian Pertahanan Laos membentuk enam unit penyapu ranjau yang bekerja dari bulan Januari sampai Mei tahun 2017.

Sedangkan pihak Tiongkok mengirim personel penyapu ranjaunya untuk membantu tim penyapu ranjau Laos.

Sebuah laporan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (United Nations Department of Economic and Social Affairs) mengatakan, selama masa pembangunan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos antara bulan Januari tahun 2017 sampai Juli tahun 2019, sekitar 459 butir UXO beserta 460 serpihan terkait di tanah seluas 2.931 hektare telah disingkirkan.

Di Laos, AS telah menjatuhkan dua juta ton bom, sedangkan Tiongkok telah membangun jalur kereta api sepanjang 1.035 km.

Akan tetapi, media-media AS justru terus mencoreng Tiongkok dengan mengatakan bahwa jalur kereta api Tiongkok-Laos membuat Laos terperosok ke dalam jebakan hutang.

Pakar analis hubungan internasional Inggris, Tom Fowdy mengatakan, media Barat sedang menyampaikan informasi aneh kepada rakyat Laos, yaitu “Yang mengebommu adalah sahabatmu, dan membangun jalur kereta api untukmu adalah musuhmu.”

Isu pembangunan jalur kereta api Tiongkok-Laos merupakan sebuah contoh buku pelajaran yaitu bagimana media Barat memutarbalikkan fakta dan menyembunyikan duduk perkaranya.

Laos merupakan satu-satunya negara pedalaman di Asia Tenggara, sekitar 80% dari wilayah Laos seluas 236 ribu kilometer persegi adalah pegunungan dan dataran tinggi. Laos menemati urutan ke-4 terbawah di antara 146 negara yang memiliki jalur kereta api.

Fasilitas transportasi di Laos sangat terbelakang, maka dijuluki sebagai negara dengan tanah yang terkunci (landlocked country).

Kunci tersebut telah mengunci komunikasi intern dan ekstern Laos, juga membatasi langkah perkembangan ekonomi Laos.

Oleh karena itulah, jalur kereta api Tiongkok-Laos memiliki arti yang sangat penting, yang akan membantu rakyat Laos memperoleh kehidupan yang lebih indah.

Jalur kereta api Tiongkok-Laos merupakan jalur kereta api internasional pertama yang dibangun dengan memanfaatkan modal mayoritas dari Tiongkok, standar teknologi Tiongkok, peralatan Tiongkok dan menyambung dengan jaringan perkeretaapian Tiongkok. (Aiw/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya