Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Presiden Kazakhstan Tolak Berbicara dengan Pengunjuk Rasa

Nur Aivanni
08/1/2022 10:37
Presiden Kazakhstan Tolak Berbicara dengan Pengunjuk Rasa
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev(AFP/Handout / Kazakhstan Presidential press office)

PRESIDEN Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Jumat (7/1), menolak seruan untuk berbicara dengan pengunjuk rasa setelah berhari-hari kerusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia bersumpah menghancurkan "bandit bersenjata" dan mengizinkan pasukannya menembak mati tanpa peringatan.

Dalam pidatonya kepada warga Kazakhstan, Tokayev juga mengucapkan terima kasih, khususnya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah aliansi militer yang dipimpin Moskow mengirim pasukan ke Kazakhstan untuk membantu memadamkan kerusuhan.

Pasukan keamanan telah memblokir daerah-daerah strategis Almaty - kota terbesar di negara itu dan pusat kekerasan baru-baru ini - dan menembak ke udara jika ada yang mendekat.

Baca juga: Menlu AS Peringatkan Kazakhstan Soal Pengaruh Rusia

Di tempat lain di kota itu seperti kota hantu, dengan bank, supermarket, dan restoran tutup. Beberapa toko kecil yang masih buka dengan cepat kehabisan makanan.

Tokayev mengatakan ketertiban sebagian besar telah dipulihkan di seluruh negeri, setelah aksi protes pekan ini atas harga bahan bakar yang meningkat menjadi kekerasan yang meluas.

"Teroris terus merusak properti dan menggunakan senjata terhadap warga sipil. Saya telah memberikan perintah kepada penegak hukum untuk menembak mati tanpa peringatan," kata Tokayev dalam pidato televisi ketiganya pekan ini.

Dia pun mengolok-olok seruan dari luar negeri untuk negosiasi sebagai "omong kosong".

"Kita berurusan dengan bandit bersenjata dan terlatih, baik lokal maupun asing. Dengan bandit dan teroris. Jadi mereka harus dihancurkan. Ini akan segera dilakukan," ucapnya.

Sudah lama dipandang sebagai salah satu negara pecahan Uni Soviet di Asia Tengah yang paling stabil, Kazakhstan yang kaya energi menghadapi krisis terbesarnya dalam beberapa dekade.

Kekerasan meletus pada Selasa (4/1) malam, ketika polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah ribuan demonstran di Almaty.

Negara-negara Barat telah menyerukan agar semua pihak menahan diri dan menghormati hak orang untuk melakukan aksi protes secara damai.

Namun Presiden Tiongkok Xi Jinping memuji Tokayev karena mengambil tindakan tegas. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya