Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Dukung AS, Australia Turut Boikot Olimpiade 2022 Musim Dingin Beijing

 Atikah Ishmah Winahyu
08/12/2021 11:19
Dukung AS, Australia Turut Boikot Olimpiade 2022 Musim Dingin Beijing
Dengan membawa poster Olimpiade Musim Beijing Dingin 2022, sejumlah aktivis meminta boikot saat unjuk rasa di Los Angeles, AS.(Frederic J. BROWN / AFP)

AUSTRALIA bergabung dengan Amerika Serikat (AS) melakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing.

Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison mengatakan, Australia tidak akan mengirim ofisial ke olimpiade yang akan digelar pada Februari 2022 tersebut.

Morrison menjelaskan, keputusan itu datang di tengah ketidaksepakatan dengan Tiongkok atas banyak masalah, mulai dari undang-undang campur tangan asing Australia, hingga langkah baru-baru ini untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.

Dia juga mengutip pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di wilayah Xinjiang dan pembekuan Beijing pada kontak menteri dengan Australia.

"Australia tidak akan mundur dari posisi kuat yang kami miliki untuk membela kepentingan Australia dan jelas tidak mengherankan bahwa kami tidak akan mengirim pejabat Australia ke Olimpiade itu," kata Morrison.

Keputusan itu muncul sehari setelah AS mengumumkan boikot diplomatiknya.

Keputusan AS diambil atas genosida yang dilakukan pemerintah Tiongkok terhadap minoritas Uyghur di Xinjiang dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.

Sebaiiknya, Beijing juga melontarkan peringatan terhadap sikap AS dan AS akan menanggung akibatnya.

Kelompok HAM menyambut keputusan Australia. Direktur Human Rights Watch Tiongkok Sophie Richardson menyebutnya sebagai "langkah penting untuk menantang kejahatan pemerintah Tiongkok terhadap kemanusiaan yang menargetkan Uyghur dan komunitas Turki lainnya.”

Para pegiat mengatakan bahwa setidaknya satu juta orang Uyghur dan lainnya yang berbahasa Turki, sebagian besar minoritas Muslim telah dipenjara di kamp-kamp di Xinjiang.

Tak hanya itu, Tiongkok juga dituduh mensterilkan wanita muslim dari etnik Uyghur secara paksa dan juga memaksakan kerja paksa.

Beijing telah mempertahankan kamp-kamp tersebut sebagai pusat pelatihan kejuruan yang bertujuan untuk mengurangi daya tarik ekstremisme Islam.

Negara olahraga yang hebat

Hubungan Australia dengan Tiongkok telah mengalami penurunan drastis dalam beberapa tahun terakhir.

Beijing telah memberlakukan sanksi hukuman terhadap barang-barang Australia dalam perselisihan politik sengit yang telah menjerumuskan hubungan ke dalam krisis paling serius sejak tindakan keras Lapangan Tiananmen pada tahun 1989.

Tiongkok marah atas kesediaan Australia untuk membuat undang-undang terhadap operasi pengaruh luar negeri, untuk melarang Huawei dari kontrak 5G dan untuk menyerukan penyelidikan independen tentang asal-usul pandemi virus korona.

Langkah Australia baru-baru ini untuk melengkapi angkatan lautnya dengan kapal selam bertenaga nuklir di bawah pakta pertahanan baru dengan Inggris dan AS semakin membuat marah Beijing.

Setidaknya dua warga Australia saat ini ditahan di Tiongkok, dengan jurnalis Cheng Lei ditahan selama lebih dari satu tahun dan akademisi Yang Jun diadili karena spionase.

Morrison mengatakan para pejabat Canberra selalu terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan Beijing, tetapi upaya itu telah ditolak.

"Tidak ada hambatan yang terjadi di pihak kami, tetapi pemerintah Tiongkok secara konsisten tidak menerima kesempatan bagi kami untuk bertemu tentang masalah ini," katanya.

"Australia adalah negara olahraga yang hebat dan saya sangat memisahkan masalah olahraga dan masalah politik lainnya. Ini masalah antara dua pemerintah. Dan saya ingin masalah itu diselesaikan," imbuhnya.

Komite Olimpiade Australia (AOC) mengatakan mereka menghormati keputusan pemerintah, menambahkan itu tidak akan mempengaruhi persiapan tim Australia.

"AOC sangat fokus untuk memastikan bahwa anggota tim dapat melakukan perjalanan dengan aman ke Tiongkok mengingat kompleksitas lingkungan covid-19, dengan atlet kami berangkat dari lokasi luar negeri," kata kepala eksekutif AOC Matt Carroll.

"Membawa para atlet ke Beijing dengan selamat, berkompetisi dengan aman, dan membawa mereka pulang dengan selamat tetap menjadi tantangan terbesar kami.”

"Atlet Australia kami telah berlatih dan bersaing dengan impian Olimpiade ini selama empat tahun sekarang dan kami melakukan segala daya kami untuk memastikan kami dapat membantu mereka berhasil,” tambahnya.

Sekitar 40 atlet Australia diperkirakan akan bertanding di Olimpiade Beijing, yang dibuka pada 4 Februari 2022 dengan staf pendukung AOC yang akan mendampingi mereka. (Aiw/France24/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya