Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

PM Inggris Tidak Tutup Kemungkinan Terapkan Lockdown Covid-19 Lagi

 Atikah Ishmah Winahyu
16/11/2021 11:10
PM Inggris Tidak Tutup Kemungkinan Terapkan Lockdown Covid-19 Lagi
PM Inggris Boris Johnson mengunjungi pusat vaksinasi Covid-19 di Sidcup, tenggara Kota London, Inggris, Jumat (12/11).(HENRY NICHOLLS / POOL / AFP)

PERDANA Menteri (PM) Inggris Boris Johnson membuka peluang akan adanya penguncian Covid-19 lain pada musim dingin ini. Dia memperingatkan bahwa warganya harus mendapatkan vaksinasi Covid-19 dan dosis penguat untuk menghindari pembatasan baru.

"Gelombang baru Covid-19 menyebar di seluruh Eropa dan memaksa pemerintah untuk menerapkan kembali aturan yang lebih ketat,” kata Johnson pada konferensi pers yang disiarkan televisi pada Senin (15/11).

"Sejarah menunjukkan kita tidak bisa berpuas diri,” imbuhnya.

Ditanya langsung tentang kemungkinan penguncian lain pada Natal ini, Johnson menjawab bahwa sekarang tidak ada data yang mengisyaratkan perlunya pembatasan. Namun, dia memperingatkan bahwa, "jelas, kami tidak dapat mengesampingkan apa pun.”

Setiap langkah untuk memberlakukan kembali pembatasan pandemi kemungkinan akan berbahaya secara politik bagi Johnson, yang menerapkan penguncian efektif pada menit terakhir selama Natal tahun lalu.

Namun komentar terbarunya menunjukkan adanya perubahan nada yang mencolok dari desakannya pada bulan lalu bahwa tidak akan ada pembatasan selama musim liburan.

Kepala petugas medis Inggris Chris Whitty, berdiri di samping Johnson, mengatakan kasus covid-19 Inggris dan rawat inap telah mendatar selama beberapa pekan terakhir.

Namun dia mengatakan sebagian besar Layanan Kesehatan Nasional berada di bawah tekanan yang sangat signifikan dan kemungkinan akan tetap demikian selama musim dingin.

Sebelumnya pada Senin (15/11), pemerintah Inggris mengatakan sedang memperluas program vaksinasi Covid-19 penguat virus korona untuk orang-orang berusia 40 tahunan, mencoba untuk mencegah gelombang infeksi lain.

Tapi sementara Johnson memperingatkan risiko dari Eropa, beberapa ilmuwan berpendapat bahwa Inggris, yang telah mencatat beban kasus harian yang tinggi sejak Juli, sebenarnya berada di depan gelombang terbaru menyapu benua tersebut. (Aiw/Straitstimes/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya