Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kanselir Austria Klaim Pembatasan Covid-19 Terbukti Sukses

Basuki Eka Purnama
16/11/2021 05:45
Kanselir Austria Klaim Pembatasan Covid-19 Terbukti Sukses
Petugas memeriksa data vaksinasi covid-19 warga yang akan memasuki Pasar Natal di Wina, Austria.(AFP/JOE KLAMAR)

KANSELIR Austria Alexander Schallenberg mengatakan pembatasan covid-19 yang mulai diberlakukan pada Senin (15/11) terhadap warga yang belum divaksin telah sukses mendongkrak angka vaksinasi.

"Perkembangan dalam beberapa hari terakhir terjadi lonjakan pengunjung di pusat vaksinasi. Hal ini membuktikan skenario yang kami buat berhasil. Pembatasan ini berhasil," klaom Schallenberg.

Pada Senin (15/11), Austria menjadi negara Uni Eropa pertama yang memberlakukan pembatasan bagi warga yang belum divaksin dalam upaya mengatasi lonjakan kasus covid-19 yang mencapai 12 ribu kasus per hari di negara Eropa itu.

Baca juga: Bertemu Menlu Selandia Baru, Retno Bahas Vaksin Hingga Kerja Sama Bilateral

Kebijakan itu sempat dikritik tidak bisa diawasi dan tidak akan menurunkan kontak erat dengan warga yang menolak divaksin menuding kebijakan itu diskriminatif.

Namun, pemerintah Austria menunjukkan data yang memperlihatkan lonjakan orang yang datang untuk mendapatkan vaksin covid-19 dosis pertama mereka setelah ada ancaman pembatasan yang ketat bagi warga yang belum divaksin.

Selama tujuh hari terakhir, sebanyak 128.813 orang telah menerima vaksin covid-19 dosis pertama di Austria.

"Kami tidak mengambil langkah yang membatasi hak sebagian populasi dengan mudah," ungkap Schallenberg.

Namun, dia menolak kritik yang menyebut pembatasan bagi warga yang belum divaksin itu tidak adil.

"Ketika sebagian populasi mengambil langkah yang dibutuhkan untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain, sebagian lain tidak. Langkah ini diambil untuk memisahkan kedua bagian itu dan mengurangi kontak antara keduanya. Hal ini tidak diskriminatif," pungkas Schallenberg. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya