Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PARA pemimpin ekonomi utama dunia G20 menyetujui pajak minimum perusahaan global pada Sabtu (30/10). Dalam pengumuman besar pertama dari KTT G20 di Roma, Menteri Keuangan AS Janet Yellen, yang menghadiri pembicaraan tersebut, mengatakan bahwa blok itu mendukung kesepakatan bersejarah yang akan membuat perusahaan multinasional dikenakan pajak minimal 15%.
"Kesepakatan itu akan mengakhiri perlombaan yang merusak ke dasar perpajakan perusahaan," katanya dalam suatu pernyataan. Rencana reformasi itu, yang telah didukung oleh hampir 140 negara, berupaya mengakhiri praktik perusahaan besar seperti Apple dan induk Google, Alphabet, dalam melindungi keuntungan di negara-negara dengan pajak rendah.
Namun belum ada konsensus yang muncul tentang komitmen kolektif tentang perubahan iklim, menjelang konferensi penting COP26 yang dimulai di Glasgow pada Minggu. Seorang pejabat senior AS mengatakan elemen dari pernyataan akhir G20 masih dinegosiasikan dan KTT Roma yaitu tentang membantu membangun momentum sebelum pembicaraan iklim PBB.
Pada jamuan makan malam di istana Qurinale yang mewah pada Sabtu malam, Presiden Italia Sergio Mattarella mendesak para pemimpin untuk bertindak demi generasi mendatang. "Darurat perubahan iklim membayangi segalanya," kata pria berusia 80 tahun itu. "Mata miliaran orang, dari seluruh bangsa, tertuju pada kita dan hasil yang akan kita capai," ucapnya.
Sebelumnya, ribuan pengunjuk rasa iklim, banyak dari mereka masih muda, berkumpul di pusat kota untuk menuntut tindakan yang lebih keras. "Kami meminta para pemimpin G20 untuk berhenti bermain-main di antara mereka sendiri dan akhirnya mendengarkan orang-orang dan bertindak untuk iklim, seperti yang diminta ilmu pengetahuan selama bertahun-tahun," kata aktivis Fridays for Future Simone Ficicchia kepada AFP.
Baca juga: KTT G20: Jokowi Serukan Penguatan Kesehatan Global yang Inklusif
Italia mendorong G20 untuk secara kolektif mendukung tujuan PBB membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celsius di atas tingkat praindustri, salah satu aspirasi dari kesepakatan iklim Paris 2015. "Dari pandemi hingga perubahan iklim serta perpajakan yang adil dan merata, melakukannya sendiri bukanlah pilihan," kata Perdana Menteri Italia Mario Draghi kepada para pemimpin menjelang pembicaraan yang dilakukan secara tertutup tersebut. (AFP/OL-14)
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Studi Nature ungkap pemanasan global tingkatkan fotosintesis darat, tapi lemahkan produktivitas laut. Hal itu berdampak pada iklim dan rantai makanan global.
Komitmen terhadap pengelolaan lingkungan berkelanjutan harus ditegakkan secara konsisten demi menjawab ancaman serius akibat pemanasan global.
Riset terbaru mengungkap pemanasan global membuat ribuan meteorit tenggelam di bawah es Antartika setiap tahun.
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
PEMERINTAH Indonesia menegaskan komitmennya dalam mempercepat mitigasi perubahan iklim melalui dukungan pendanaan dari Green Climate Fund (GCF).
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved