Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
RIBUAN pengunjuk rasa pro-militer berunjuk rasa di wilayah Khartoum pada Sabtu waktu setempat. Mereka bersumpah tidak akan pergi meninggalkan lokasi unjuk rasa sampai pemerintah dibubarkan.
Aksi protes muncul ketika politik Sudan terguncang perpecahan di antara sejumlah faksi, yang mengarahkan transisi dari dua dekade kediktatoran di bawah Presiden Omar al-Bashir. Dia digulingkan pasukan militer pada April 2019, setelah aksi protes berminggu-minggu.
Diketahui, gerakan unjuk rasa diorganisir oleh faksi Forces for Freedom and Change (FFC), aliansi sipil yang mempelopori protes anti-Bashir. "Kami membutuhkan pemerintahan militer. Pemerintah saat ini gagal memberikan keadilan dan kesetaraan bagi kami," kata Abboud Ahmed, seorang pengunjuk rasa berusia 50 tahun.
Baca juga: AS Sambut Keputusan Sudan Kirim Mantan Diktator Bahsir ke ICC
Pada Sabtu malam, para demonstran mendirikan tenda di luar Istana Kepresidenan. Mereka menuntut pembubaran pemerintahan Perdana Menteri Abdalla Hamdok, yang merupakan mantan ekonom PBB.
Pendukung pemerintah menuding bahwa aksi protes didalangi oleh simpatisan rezim Bashir, yang didominasi kalangan Islamis dan militer. "Kami berbaris dalam aksi protes damai dan kami menginginkan pemerintahan militer," tutur seorang ibu rumah tangga, Enaam Mohamed.
Baca juga: Keturunan Yahudi Sudan Berharap Dapat Terhubung dengan Israel
Di luar Istana Kepresidenan, para pengunjuk rasa komba meneriakkan, "Kami akan tetap di tempat kami berada. Kami ingin pemerintahan ini dibubarkan." Sebelumnya, Hamdok memperingatkan bahwa transisi pemerintahan SUdan menghadapi krisis terburuk dan paling berbahaya.
Faksi arus utama FFC menyatakan bahwa krisis saat ini tidak terkait dengan ada tidaknya pembubaran pemerintah. "Itu direkayasa oleh beberapa pihak untuk menggulingkan kekuatan revolusioner. Membuka jalan bagi kembalinya sisa-sisa rezim sebelumnya," bunyi pandangan FCC.
Dukungan untuk pemerintah transisi menurun dalam beberapa bulan terakhir. Negara itu menghadapi reformasi ekonomi yang keras. Inflasi telah meroket mencapai 422% pada Juli lalu, sebelum akhirnya mereda pada Agustus dan September.(AFP/OL-11)
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) terpaksa memangkas secara signifikan rencana bantuan kemanusiaan global untuk 2025. Soalnya, pasokan dana mengalami penurunan.
KEMENTERIAN Kesehatan Sudan menyatakan lebih dari 2.700 orang dalam sepekan telah terjangkit kolera di negara itu.
Lebih dari 400 orang dilaporkan tewas akibat serangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di wilayah El-Fasher, Darfur, menurut PBB yang mengutip sumber-sumber kredibel.
Di wilayah pesisir timur Sudan yang aman, penduduk menyambut bulan Ramadan dengan berjuang keras untuk berburu dan membeli kebutuhan pokok.
44 warga sipil tewas dan 28 lainnya terluka akibat serangan oleh faksi Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-Utara (SPLM-N).
Di Sudan, perang antara paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dan tentara Sudan telah berlangsung sejak April 2023. Kedua pihak saling menuduh melakukan kejahatan perang.
Adi mengatakan berdasarkan survei Litbang Kompas, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Presiden Prabowo cukup tinggi.
Kafe-kafe kembali ramai, dan para pembeli memadati pasar yang telah dibuka kembali.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai posisi PDIP tidak cukup kuat bersuara di parlemen karena kalah dari sisi jumlah.
PDI Perjuangan dikenal memiliki rekam jejak baik saat berada di luar pemerintahan selama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Mereka mengumpulkan semua elemen masyarakat sebagai bentuk kepedulian terhadap adanya pemerintahan baru yang akan memimpin Kota Depok lima tahun ke depan.
KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh menekankan soal posisi partainya di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Surya juga mengajak para kader untuk berpikir waras.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved