Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
IRAN optimistis pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan negara-negara besar akan membuahkan hasil, asalkan Amerika Serikat (AS) sepenuhnya melanjutkan komitmennya.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amir-Abdollahian pada Jumat (8/10).
Presiden AS Joe Biden telah mengisyaratkan kesediaan untuk kembali ke kesepakatan itu, tetapi Menteri Luar Negerinya Antony Blinken memperingatkan pekan lalu bahwa waktu hampir habis dan bola ada di pengadilan Iran.
Menlu Iran Amir-Abdollahian mengatakan Iran sedang mencari tanda-tanda konkret dari AS bahwa mereka siap untuk melanjutkan semua komitmennya, dan mengatakan bahwa dia yakin kesepakatan dapat dilakukan jika itu terjadi.
"Penting bagi kami untuk menerima sinyal dari pihak lain, termasuk dari Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa mereka berniat untuk kembali sepenuhnya ke komitmen mereka," kata menteri itu pada konferensi pers di Beirut.
"Kami menilai perilaku Amerika Serikat. Jika itu mencerminkan kembalinya komitmen mereka, kita bisa optimistis tentang pembicaraan di Wina," katanya.
Pembicaraan di ibu kota Austria antara Iran dan pihak-pihak yang tersisa dalam perjanjian - Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman dan Rusia - telah ditunda sejak pemilu Iran pada Juni menyebabkan pergantian presiden.
Teheran secara bertahap telah membatalkan komitmen nuklirnya sebagai tanggapan atas penarikan AS, dan Washington telah menuntut agar Iran kembali ke kewajibannya juga.
AS tidak memiliki kursi di pembicaraan Wina tetapi telah berpartisipasi secara tidak langsung.
Amir-Abdollahian mengatakan di Moskow pada Rabu bahwa dia mengharapkan pembicaraan segera dilanjutkan.
"Kami akan kembali ke pembicaraan Wina," kata menteri itu di Beirut, pada Jumat (8/10).
"Kami mendekati keputusan akhir dalam pemerintah Iran. Sangat penting bagi pemerintah baru bahwa kepentingan dan hak-hak rakyat Iran dijamin sepenuhnya dalam pembicaraan itu. Kami tidak akan membuang waktu kami dalam negosiasi," jelasnya. (Malay Mail/Nur/OL-09)
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Ulama Iran beralasan hal itu untuk melindungi para perempuan dari atmosfer maskulin dan agar mereka tidak melihat pria setengah telanjang.
Setiap kali timnas Iran mencetak gol, para pendukung perempuan itu berteriak semakin kencang.
Di kualifikasi Zona Asia untuk Piala Dunia 2022,Timnas Australia memetik kemenangan 3-0 atas Nepal, Jumat, (11/6) waktu setempat.
Terakhir kali perempuan diizinkan menonton laga sepak bola di Stadion Azadi adalah pada Oktober 2019 kala Iran melumat Kamboja 14-0.
Politisi ultrakonservatif Iran mengecam Mahdavikia karena mengenakan jersey yang menampilkan semua bendera negara anggota FIFA, termasuk Israel di sebuah laga persahabatan.
Pada kanker tiroid, biasanya pasien sudah melalui operasi. Kedokteran nuklir berperan untuk menghilangkan sisa-sisa sel kanker.
Pemprov Jawa Barat menandatangani kerja sama penggunaan nuklir dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten)
Analisa stunting dengan teknologi berbasis nuklir.
Hasil analisa kasus stunting dengan menggunakan teknologi berbasis nuklir.
Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah stunting.
Hingga saat ini terdapat sembilan negara yang memiliki senjata nuklir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved