Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kematian akibat Covid-19 di Brasil Lampaui 600.000 Kasus

Atikah Ishmah Winahyu
09/10/2021 09:10
Kematian akibat Covid-19 di Brasil Lampaui 600.000 Kasus
Pemakaman jenazah yang terinfeksi covid-19(AFP/MICHAEL DANTAS)

BRASIL menjadi negara kedua di dunia yang melampaui 600.000 kematian akibat covid-19 pada Jumat (8/10).

Presiden Jair Bolsonaro telah membuat para ahli kesehatan marah karena kegagalannya menerapkan langkah-langkah untuk mengatasi pandemi. Dia mencerca penguncian, menyuarakan skeptisisme tentang vaksin dan secara teratur menolak untuk memakai masker di depan umum.

Tetapi terlepas dari pencapaian pada hari Jumat, sekarang ada tanda-tanda infeksi di Brasil akhirnya surut, karena negara itu meningkatkan vaksinasi setelah awal yang lambat.

Lebih dari 70% warga Brasil telah menerima dosis pertama, dibandingkan dengan 65% di Amerika Serikat, yang melampaui 600.000 kematian akibat covid-19 pada bulan Juni.

"Tingkat penolakan vaksin sangat rendah, itu membuat negara lain cemburu," kata kepala epidemiologi di Universitas Negeri Sao Paulo, Alexandre Naime Barbosa.

"Itu sangat penting bagi Brasil untuk menahan pandemi,” imbuhnya.

Baca juga:  Kontak dengan Menkes yang Positif Covid-19, Presiden Brasil Jalani Isolasi

Brasil juga tampaknya telah terhindar dari varian delta yang terburuk sejauh ini, dengan kematian terdaftar dan kasus mengalami penurunan meskipun muncul jenis yang lebih menular.

Kematian turun 80% dari puncaknya lebih dari 3.000 kasus per hari pada bulan April, dan Brasil tidak lagi memiliki salah satu angka kematian harian tertinggi di dunia.

Kementerian Kesehatan mencatat 615 kematian baru covid-19 pada hari Jumat (8/10), sehingga total menjadi 600.425 sejak pandemi dimulai.

Pakar kesehatan berspekulasi efek awal yang menghancurkan di Brasil dari varian Gamma, juga disebut P1, mungkin telah mempengaruhi jalannya varian Delta, yang menyebabkan kasus di tempat lain melonjak secara signifikan.

“Biaya hidup yang sangat besar yang kami alami dengan gamma mengakibatkan sebagian populasi dengan kekebalan parsial ketika delta menyebar,” kata ahli virologi Fernando Spilki dari Universitas Feevale di negara bagian Rio Grande do Sul.(Straitstimes/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya