Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
JENDERAL papan atas Amerika Serikat (AS), Rabu (29/9), mengakui bahwa "Negeri Paman Sam' itu kalah dalam perang selama 20 tahun di Afghanistan.
"Sangat jelas bahwa perang di Afghanistan tidak berakhir sesuai yang kita inginkan, dengan Taliban kembali berkuasa di Kabul," ujar Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley kepada Komite Angkatan Bersenjata DPR AS.
"Perang ini adalah kegagalan strategi," lanjutnya dalam dengar pendapat mengenai penarikan mundur pasukan AS dari Afghanistan dan evakuasi yang kacau dari Kabul.
Baca juga: Jenderal AS Mengaku Rekomendasikan Pertahankan 2.500 Pasukan di Afghanistan
Menurut Miley, kekalahan itu bukan hanya terjadi di 20 hari atau 20 bulan terakhir.
"Ada efek akumulasi pada keputusan strategis yang diambil sejak lama," kata jenderal yang merupakan penasehat militer untuk Presiden Joe Biden, yang memutuskan untuk mengakhiri keberadaan pasukan AS di Afghanistan setelah 20 tahun.
"Saat fenomena semacam ini terjadi, kita harus mencari penyebabnya. Kita akan belajar banyak dari perisitiwa ini," imbuhnya.
Milley kemudian menyebut sejumlah faktor yang berperan dalam kekalahan AS di Afghanistan, mulai dari kegagalan menangkap atau membunuh pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden di Tora Bora, tidak lama setelah invasi pasukan AS ke Afghanistan pada 2001.
Dia juga menyebut keputusan untuk menginvasi Irak pada 2003 yang membuat kekuatan pasukan AS di Afghanistan terbagi, kegagalan menangani Pakistan yang menjadi tempat berlindung Taliban, serta menarik penasehat dari Afghanistan, beberapa tahun lalu.
Biden, April lalu, memerintahkan penarikan total pasukan AS dari Afghanistan pada 31 Agustus, melanjutkan kesepakatan yang dicapai pendahulunya, Donald Trump, dengan Taliban. (AFP/OL-1)
Australia resmi menghentikan sementara sebagian layanan pengiriman pos ke Amerika Serikat terkait tarif impor.
Namun seraya mencatat bahwa hubungan ekonomi antara kedua negara telah membaik, Trump tetap membuka peluang untuk tarif yang lebih tinggi, dan melontarkan ancaman terhadap ‘Negeri Panda’.
Korea Utara kembali melontarkan kecaman terhadap latihan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan yang tengah berlangsung.
Latihan militer gabungan Super Garuda Shield menyatukan lebih dari 6.000 pasukan dari 13 negara peserta.
Penggunaan senjata hanya diizinkan sebagai langkah terakhir dan terbatas pada situasi ancaman kematian atau cedera serius.
AFE menyoroti minimnya transparansi dan komunikasi dari pihak La Liga mengenai rencana membawa pertandingan domestik ke luar negeri.
Beijing mendukung masyarakat internasional dalam memperkuat keterlibatan dan dialog dengan pemerintah sementara Afghanistan.
AKTIVIS pendidikan Malala Yousafzai meminta para pemimpin Muslim untuk menentang kebijakan represif Taliban di Afghanistan.
MALAYSIA, Indonesia, India, Afghanistan, dan Jepang dengan keras mengutuk serangan Israel terhadap Iran pada Sabtu (26/10). Mereka mengatakan itu sebagai pelanggaran hukum internasional.
PM Malaysia Anwar Ibrahim pada Sabtu (19/10) mengutuk keras pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh pasukan Israel. Begitu pun pemerintahan sementara Taliban di Afghanistan.
KELOMPOK ISIS mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri mematikan di Kabul yang menewaskan sedikitnya enam orang.
Secara singkat, syariah merupakan sistem hukum agama yang diambil dari Al-Qur'an sebagai kalam Allah dan Hadis atau perkataan atau tindakan Nabi Muhammad SAW.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved