Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
AKTIVIS pendidikan Malala Yousafzai meminta para pemimpin Muslim untuk menentang kebijakan represif Taliban di Afghanistan, terutama yang melarang perempuan dan anak perempuan mendapatkan pendidikan dan pekerjaan.
"Taliban di Afghanistan tidak menganggap perempuan sebagai manusia," ujar Malala dalam pertemuan internasional yang digelar oleh Pakistan tentang pendidikan perempuan di negara-negara Islam.
Ia menegaskan bahwa tidak ada dasar keislaman dalam kebijakan Taliban yang membatasi hak perempuan. Malala mendesak para pemimpin dunia Islam untuk mengambil tindakan dan membela hak-hak perempuan di Afghanistan.
Malala Yousafzai, adalah wanita berusia 27 tahun yang dievakuasi dari Pakistan saat berusia 15 tahun. Ia ditembak di kepala oleh anggota Taliban karena menyuarakan pendapatnya tentang pendidikan anak perempuan.
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian ini mengungkapkan rasa bahagianya bisa kembali ke tanah air. “Saya sangat gembira dan bahagia bisa kembali,” ujar Malala. Sejak insiden penembakan pada 2012, ia hanya beberapa kali mengunjungi Pakistan, termasuk kunjungan pertamanya pada 2018.
Dalam pidatonya, Malala mengkritik pemerintahan Taliban yang menurutnya kembali menciptakan "sistem apartheid gender". Ia menuduh Taliban menghukum perempuan dan anak perempuan yang berani melanggar aturan mereka dengan cara kekerasan, penahanan, bahkan penyiksaan.
Malala terus menyerukan pentingnya hak pendidikan bagi perempuan, meskipun menghadapi banyak tantangan dan ancaman selama perjuangannya.
Malala juga mengkritik pemerintahan Taliban yang menurutnya, menggunakan alasan budaya dan agama untuk menutupi pelanggaran mereka. "Mereka membenarkan kejahatan atas nama budaya dan agama, padahal tindakan mereka bertentangan dengan nilai-nilai iman kita," ujarnya.
Sementara itu, Taliban menolak memberikan tanggapan terkait pernyataan Malala. Sebelumnya, mereka mengklaim telah menghormati hak-hak perempuan berdasarkan interpretasi terhadap budaya Afghanistan dan hukum Islam.
Dalam puncak pertemuan yang diadakan oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), pemerintah Pakistan, dan Liga Muslim Dunia, serta pemimpin Taliban diundang untuk hadir, namun mereka tidak datang.
Konferensi ini dihadiri oleh puluhan menteri dan cendekiawan dari negara-negara mayoritas Muslim yang mendukung pentingnya pendidikan bagi anak perempuan.
Sejak Taliban kembali berkuasa di Afghanistan pada 2021, pemerintahannya belum diakui secara resmi oleh negara mana pun. Negara-negara Barat mendesak Taliban untuk mengubah kebijakan mereka yang membatasi hak perempuan.
Saat ini, Afghanistan menjadi satu-satunya negara di dunia yang melarang perempuan dan anak perempuan mengakses pendidikan menengah dan tinggi. Kebijakan ini membuat sekitar 1,5 juta orang tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka.
"Afghanistan adalah satu-satunya negara di dunia, yang melarang anak perempuan untuk mengenyam pendidikan di atas kelas enam," kata Malala pada hari Minggu.
Taliban telah berulang kali berjanji akan mengizinkan anak perempuan kembali bersekolah setelah memastikan kurikulum sesuai dengan standar "Islami". Namun, hingga kini janji tersebut belum terealisasi. Bahkan, pada Desember lalu, perempuan juga dilarang mengikuti pelatihan untuk menjadi bidan dan perawat. Hal itu menutup jalur pendidikan terakhir yang tersedia bagi mereka.
Malala juga menekankan bahwa ancaman terhadap pendidikan anak perempuan tidak hanya terjadi di Afghanistan. Ia menyebut di Gaza, sistem pendidikan hancur akibat konflik dengan Israel.
Dalam pidatonya, Malala meminta peserta konferensi untuk menyoroti pelanggaran paling serius terhadap hak pendidikan anak perempuan. Ia mengingatkan bahwa krisis di negara-negara seperti Afghanistan, Yaman, dan Sudan telah mencuri masa depan jutaan anak perempuan.
(BBC/Z-9)
MALAYSIA, Indonesia, India, Afghanistan, dan Jepang dengan keras mengutuk serangan Israel terhadap Iran pada Sabtu (26/10). Mereka mengatakan itu sebagai pelanggaran hukum internasional.
PM Malaysia Anwar Ibrahim pada Sabtu (19/10) mengutuk keras pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh pasukan Israel. Begitu pun pemerintahan sementara Taliban di Afghanistan.
KELOMPOK ISIS mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri mematikan di Kabul yang menewaskan sedikitnya enam orang.
Secara singkat, syariah merupakan sistem hukum agama yang diambil dari Al-Qur'an sebagai kalam Allah dan Hadis atau perkataan atau tindakan Nabi Muhammad SAW.
Untuk pertama kalinya, di pertemuan Doha III ini, hadir otoritas de facto atau de facto authority (DFA) di Afghanistan, yaitu Taliban.
Lebih dari 2.000 komando Afghanistan yang bertugas bersama Pasukan Khusus Inggris (UKSF) di Afghanistan, ditolak permohonan pemukiman kembali mereka.
Banjir yang melanda Provinsi Nangarhar, Kunar, Badakhshan dan Panjshir di Afghanistan menyebabkan 40 orang meninggal dunia.
PEMERINTAH Indonesia melalui Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) mengirimkan bantuan 10 juta dosis vaksin polio bOPV ke Afganistan.
ISIS mengaku sebagai dalang di balik ledakan bom bus di Kabul, Afghanistan, Sabtu, (6/1) sore waktu setempat.
Otoritas Jerman memperpanjang penahanan dua tersangka terkait dugaan rencana serangan terhadap katedral Koln yang dijadwalkan pada Tahun Baru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved