Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

PM Australia Sebut Kemungkinan tak Gabung di KTT Iklim Global

Nur Aivanni
27/9/2021 13:56
PM Australia Sebut Kemungkinan tak Gabung di KTT Iklim Global
PM Australia Scott Morrison(AFP/OLIVIER DOULIERY)

PERDANA Menteri Australia Scott Morrison, yang berada di bawah tekanan untuk mengadopsi target emisi karbon nol bersih 2050, mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Senin, kemungkinan tidak bergabung dengan KTT iklim PBB tahun ini di Glasgow.

Sebagai pengekspor batu bara terbesar di dunia berdasarkan nilai dan masih bergantung pada bahan bakar fosil untuk sebagian besar listriknya, Australia belum membuat komitmen tegas atas pengurangan gas rumah kacanya sendiri.

Morrison telah bersumpah untuk menambang dan mengekspor bahan bakar fosil selama ada pembeli.

Saat ditanya tentang menghadiri konferensi krisis iklim global pada November, Morrison mengatakan kepada surat kabar West Australian, "Kami belum membuat keputusan akhir".

"Maksud saya ini adalah perjalanan lain ke luar negeri dan saya telah melakukan beberapa tahun ini dan menghabiskan banyak waktu di karantina," katanya.

"Saya harus fokus pada hal-hal di sini dan dengan covid. Australia akan terbuka sekitar waktu itu. Akan ada banyak masalah untuk dikelola dan saya harus mengelola tuntutan yang bersaing itu," terangnya.

Baca juga:  PBB dan Inggris Tetapkan KTT Iklim Global Pada 12 Desember

Pertemuan selama 12 hari di Skotlandia, konferensi iklim terbesar sejak pembicaraan penting di Paris pada 2015, dipandang sebagai langkah penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global.

Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan Australia akan sangat terwakili di tingkat senior, bahkan jika Morrison tidak menghadiri KTT tersebut.

Pemerintahan Morrison mengatakan pihaknya akan mencapai emisi karbon nol bersih sesegera mungkin, dan sebaiknya pada tahun 2050, tetapi belum membuat komitmen apa pun untuk melakukannya.

Perdana menteri Australia itu mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa dia berusaha menyatukan pemerintah dan negara dalam komitmen, untuk memberikan kepastian 20-30 tahun ke depan.

Dia telah berada dalam negosiasi yang sulit untuk menetapkan target nol bersih dalam pemerintahan koalisi konservatif, aliansi Partai Liberal dan Nasionalnya sendiri, yang memiliki banyak basis dukungan di komunitas pedesaan dan pertambangan.

Ilmuwan iklim memperingatkan cuaca ekstrem dan kebakaran hebat akan menjadi semakin umum karena pemanasan global buatan manusia.

Para pemerhati lingkungan berpendapat kelambanan terhadap perubahan iklim dapat merugikan ekonomi Australia miliaran dolar ketika negara itu menderita kebakaran hutan, badai, dan banjir yang lebih hebat.

Saat ditanya apakah dia akan berkomitmen pada target iklim tertentu, dalam wawancara terpisah dengan surat kabar The Australian, perdana menteri menjawab: "Saya dapat meyakinkan Anda bahwa kami akan memiliki rencana".

Morrison mengatakan kepada surat kabar itu bahwa posisi Australia sebagai pengekspor energi utama di kawasan Asia-Pasifik akan berubah dan penting untuk melakukan transisi menuju ekonomi rendah emisi. (AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya