Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
PBB berharap segera mengirimkan bantuan ke Afghanistan melalui darat. Perwakilan baru badan global tersebut kini sedang dalam perjalanan ke negara itu.
"Kami ingin melakukan awal perjalanan darat dari negara lain untuk mengirim pasokan," kata wakil sekjen urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat Martin Griffiths, Selasa (7/9).
Griffiths, berbicara melalui konferensi video, bertemu dengan pemimpin baru Taliban di Kabul, Minggu (5/9) dan Senin (6/9). Agar bantuan mengalir, pemerintah Afghanistan yang baru harus memberikan keamanan.
"Kita perlu memastikan keamanan untuk memungkinkan pengiriman kemanusiaan," ujarnya Griffiths.
Baca juga: Hujan Kritik atas Pemerintahan Baru Afghanistan
Dia menambahkan, para pejabat PBB sedang berusaha mengonfirmasi secara tertulis janji-janji lisan keamanan dari Taliban, yang mengambil alih Afghanistan, akhir bulan lalu.
"Badan-badan kemanusiaan di seluruh dunia di setiap negara membutuhkan kemandirian dalam penilaian, penyampaian dan pemantauan bantuan, keamanan dan keselamatan pekerja kemanusiaan nasional dan internasional serta keluarga mereka," tuturnya.
Griffiths juga mengonfirmasi bahwa kepala badan pengungsi PBB UNHCR, Filippo Grandi, sedang dalam perjalanan ke Afghanistan dan berharap dapat melakukan perjalanan dari Kabul ke kota selatan Kandahar.
Pekan lalu, PBB mengumumkan bahwa penerbangan kemanusiaan, termasuk dari Pakistan, telah dilanjutkan ke Afghanistan utara dan selatan.
Sekitar 600.000 warga Afghanistan mengungsi tahun ini karena kerusuhan, ungkap Griffiths.
Menurut pejabat PBB, sekitar setengah dari populasi negara itu, atau 18 juta orang, membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mengadakan pertemuan tingkat menteri internasional di Jenewa, Senin (6/9), untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan.
Pejabat PBB sedang mencari US$606 juta atau sekitar Rp8,54 triliun untuk membantu negara itu hingga akhir tahun. (Straitstimes/OL-1)
Badan PBB untuk Anak-anak, UNICEF, mengungkapkan bahwa rata-rata 28 anak tewas setiap hari di Jalur Gaza. Tragedi ini terjadi di tengah blokade ketat Israel
PBB menegaskan solusi militer tidak akan pernah menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina.
Pakar independen PBB menyerukan agar Lembaga Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), yang dibentuk Israel dan Amerika Serikat, untuk segera dibubarkan.
ISRAEL akan mengizinkan masuknya barang-barang tertentu ke Jalur Gaza melalui pedagang swasta lokal.
SEKITAR 1.500 warga Gaza dilaporkan tewas ketika berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Michael Fakhri, Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Pangan, kembali mengingatkan kelaparan masif di Gaza bukanlah sesuatu yang mengejutkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved