Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Dalam 24 Jam, 16 Ribu Orang Dievakuasi dari Afghanistan

Atikah Ishmah Winahyu
24/8/2021 07:15
Dalam 24 Jam, 16 Ribu Orang Dievakuasi dari Afghanistan
Warga memasuki pesawat militer AS, Boeing C-17 Globemaster III, di Bandara Kabul, Afghanistan.(AFP/Samuel RUIZ / US MARINE CORPS )

PENTAGON mengungkapkan sebanyak 16.000 orang telah dievakuasi selama 24 jam terakhir dari Afghanistan melalui bandara Kabul, saat Amerika Serikat (AS) berupaya menyelesaikan pengangkutan udara  menjelang tenggat pada 31 Agustus.

Jenderal Hank Taylor mengatakan kepada wartawan, 61 penerbangan militer, komersial, dan charter, yang melibatkan sejumlah negara terbang keluar dari Bandara Internasional Hamid Karzai dalam 24 jam hingga Senin (23/8) pukul 03.00, membawa orang-orang yang melarikan diri setelah Taliban merebut kekuasaan.

“Dari total yang dievakuasi hari itu, 11.000 dibawa keluar oleh operasi pengangkutan udara militer AS,” kata Taylor.

Baca juga: 500 Ton Pasokan Medis untuk Afghanistan Tertahan di Bandara Kabul

Taylor mengatakan, jumlah orang yang direlokasi dari Afghanistan dengan penerbangan AS, sejak Juli lalu, mencapai 42.000, dengan 37.000 di antaranya direlokasi sejak operasi pengangkutan udara yang intens  pada 14 Agustus ketika Taliban merebut Kabul.

Jumlah itu termasuk beberapa ribu warga negara AS, dan ribuan warga Afghanistan yang bekerja untuk pasukan AS, yang telah mengajukan atau menerima visa imigran khusus, serta warga Afghanistan yang dianggap berisiko terhadap serangan Taliban karena pekerjaan mereka di organisasi nonpemerintah, media, dan pekerjaan lainnya, menurut juru bicara Pentagon John Kirby.

Kirby mengatakan fokus tetap pada menyelesaikan operasi evakuasi AS pada tenggat 31 Agustus yang telah ditetapkan Presiden Joe Biden untuk menyelesaikan penarikan AS dari Afghanistan.

Itu akan membutuhkan penarikan 5.800 tentara AS, yang pada dasarnya menjalankan operasi bandara dan menjaga keamanan sejak 14 Agustus, serta sejumlah besar peralatan yang dibawa untuk mendukung misi mereka.

Pejabat Jerman, Inggris, dan Prancis, Senin (23/8),  mengatakan evakuasi di pihak mereka dapat berlanjut setelah 31 Agustus, dan mengatakan mereka ingin pasukan AS tetap di tempat untuk membantu pengangkutan udara internasional.

Pada Selasa (24/8), para pemimpin kelompok negara-negara kaya G7 akan bertemu secara virtual di Afghanistan.

"Apakah AS dapat dibujuk untuk tetap tinggal atau tidak, adalah masalah perdana menteri (Boris Johnson) besok dalam pertemuan G7," kata menteri angkatan bersenjata Inggris James Heappey kepada Sky News.

Inggris, saat ini, memimpin G7, yang juga terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan AS.

Kirby tidak dengan tegas mengesampingkan Washington untuk memperpanjang tenggat waktu, meskipun Taliban menetang hal itu.

Untuk AS, Kirby berkata, "Tujuannya adalah mengeluarkan sebanyak mungkin orang secepat mungkin."

"Fokusnya adalah mencoba melakukan ini sebaik mungkin, pada akhir bulan," imbuhnya.

Di Gedung Putih, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan menunda pertanyaan tentang perpanjangan tenggat waktu penarikan AS ke pembicaraan G7, Selasa (24/8), mengatakan Gedung Putih memperhatikan situasi hari demi hari.

Dia mengatakan Biden sudah berbicara dengan Johnson pada hari Senin.

"Kami tetap berhubungan erat dengan sekutu dan mitra untuk mengoordinasikan evakuasi warga mereka sendiri dan personel prioritas mereka," kata Sullivan.

Dia mengatakan bahwa ada cukup waktu untuk mengevakuasi semua warga AS di negara itu yang telah berusaha untuk pergi.

"Kami percaya bahwa kami memiliki waktu antara sekarang dan tanggal 31 untuk mengeluarkan setiap orang Amerika yang ingin keluar," tandasnya. (France24/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya