Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pengadilan Saudi Vonis Perwakilan Hamas 15 Tahun Penjara

Mediaindonesia.com
09/8/2021 19:46
Pengadilan Saudi Vonis Perwakilan Hamas 15 Tahun Penjara
Warga Libanon dan Palestina mengibarkan bendera saat merayakan gencatan senjata antara Hamas dan Israel beberapa waktu lalu.(AFP/Anwar Amro.)

PENGADILAN Arab Saudi menghukum perwakilan Hamas di Arab Saudi, Mohammed al-Khoudary, 15 tahun penjara. Putranya, Hani, dijatuhi hukuman tiga tahun, menurut agen Anadolu.

Kantor berita Turki itu mengutip Abd al-Majid, saudara laki-laki Khoudary, yang mengatakan bahwa hukuman terhadapnya termasuk pengampunan selama setengah masa hukuman (tujuh setengah tahun). 

Khoudary yang berusia 82 tahun ialah pemimpin veteran Hamas yang bertanggung jawab untuk mengelola hubungan dengan Arab Saudi selama dua dekade.

Khoudary telah lama memiliki hubungan dengan keluarga kerajaan Saudi dan badan-badan keamanan. Ia merupakan saluran untuk pembicaraan tidak langsung mereka dengan Hamas sebelum ditahan pada April 2019.

Amnesty International sebelumnya mengatakan bahwa keluarga Khoudary tidak diizinkan mengakses pengacara selama dalam tahanan.

Pihak berwenang Saudi belum mengomentari putusan pada Minggu (8/8).

Putusan itu dijadwalkan akan diumumkan pada Oktober tetapi diajukan. Keputusan itu disambut baik oleh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang menyatakan harapan bahwa itu akan mencakup pembebasan semua warga Palestina yang ditahan sambil menunggu kasus tersebut.

Dia mengimbau Arab Saudi untuk membebaskan para tahanan berdasarkan posisi historis kerajaan dan Penjaga Dua Masjid Suci untuk mendukung rakyat Palestina dan tujuan mereka yang adil.

Hamas didirikan pada 1987 dan secara umum dipandang di dunia Arab sebagai gerakan perlawanan yang sah terhadap pendudukan Israel atas tanah Palestina. Namun Israel dan Amerika Serikat menganggapnya sebagai kelompok teroris.

Sejumlah pendiri dan rekan dekatnya telah tinggal di kerajaan itu. Kampanye donasi besar diluncurkan untuk gerakan tersebut. Beberapa kampanye itu memperoleh restu resmi Saudi.

Baca juga: Saudi Hukum 69 Tahanan Palestina dan Yordania karena Dukung Hamas

Namun hubungan kerajaan dengan faksi yang berbasis di Gaza tampaknya telah memburuk sejak pemilihan presiden AS Donald Trump, seorang pendukung setia Israel, dan munculnya Mohammed bin Salman sebagai putra mahkota Arab Saudi. (MEE/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya