Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
JUNTA militer Myanmar, Senin (26/7), membatalkan hasil pemilu 2020 yang dimenangkan partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), dengan alasan pemilu itu tidak berlangsung dengan bebas dan adil, hampir 6 bulan setelah menggulingkan pemenang Nobel Perdamaian itu lewat kudeta.
Junta militer Myanmar, melalui komisi pemilihan umum mengatakan penyelidikan telah menemukan 11 juta kasus kecurangan dalam pemilu 2020 saat partai militer kalah telak dari NLD.
"NLD berusaha mengambil alih kekuasaan dari partai dan kandidat non-NLD dengan menyalahgunakan pembatasan covid-19," ungkap ketua komisi pemilihan umum Myanmar Thein Soe.
Baca juga: Thailand Laporkan Penambahan 15.376 Kasus Covid-19
"Pemilu tidak berlangsung dengan bebas dan adil. Karenanya, hasil pemilu 2020 dibatalkan.
Dia tidak mengatakan apakah pemilu baru akan digelar di negara Asia Tenggara itu.
Junta militer Myanmar, sebelumnya mengatakan pemilu baru akan digelar dalam tempo dua tahun serta ajan membubarkan NLD.
Suu Kyi, yang telah ditahan sejak kudeta, menghadapi sejumlah dakwaan, mulai dari melanggar pembatasan covid-19 hingga mengimpor walkie talkie secara ilegal. Dakwaan-dakwaan itu bisa menyebabkan perempuan itu ditahan selama lebih dari 10 tahun.
Myanmar dilanda kekacauan sejak kudeta yang digelar militer dengan lebih dari 900 orang tewas dalam berbagai aksi demonstrasi.
Gelombang covid-19 juga menimbulkan banyak kematian di negara itu setelah banyak tenaga kesehatan melakukan pemogokan menentang junta militer. (AFP/OL-1)
Pernyataan resmi dari Federasi Sepak Bola Myanmar menyebut separuh anggota skuat timnas Myanmar akan absen dalam laga kualifikasi yang akan dimulai pada 28 Mei melawan Jepang.
Bulan lalu, penjaga gawang pengganti Pyae Lyan Aung mengangkat hormat tiga jari saat lagu kebangsaan dimainkan sebelum kualifikasi Piala Dunia melawan Jepang.
Ia mengangkat hormat tiga jari saat lagu kebangsaan dimainkan sebelum kualifikasi Piala Dunia melawan Jepang, Mei lalu.
Pasukan keamanan telah menggunakan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam terhadap pengunjuk rasa dalam tindakan keras hampir setiap hari di seluruh negeri.
Kondisi WNI di Myanmar relatif aman dan tidak ada serangan langsung yang ditujukan kepada para WNI.
Warga di Yangon meninggalkan kota setelah pasukan keamanan meningkatkan penggunaan kekuatan yang mematikan terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved