Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tiongkok Dilanda Banjir Besar, 25 Orang Tewas Ratusan Ribu Mengungsi

Atikah Ishmah Winahyu
22/7/2021 09:20
Tiongkok Dilanda Banjir Besar, 25 Orang Tewas Ratusan Ribu Mengungsi
Warga melintas di atas terowongan dimana mobil terseret banjir saat hujan deras di Zhengzhou, Provinsi Henan, China Rabu (21/7)(AFP/Noel Chelis)

BANJIR besar di Provinsi Henan, Tiongkok tengah telah menewaskan 25 orang dan membuat ratusan ribu orang mengungsi. Banjir dipicu hujan deras yang melanda sejak Sabtu (17/7).

Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Rabu (21/7) menyerukan upaya besar-besaran untuk membantu mereka yang terkena dampak, mendesak pihak berwenang untuk memprioritaskan keselamatan dan properti penduduk.

Biro Meteorologi untuk Henan dan ibu kota provinsi Zhengzhou telah menaikkan tanggap darurat ke Level 1 yang merupakan level tertinggi.

Tentara Pembebasan Rakyat dan Kementerian Manajemen Darurat mengirim sekitar 5.000 tentara dan petugas pemadam kebakaran untuk membantu pekerjaan penyelamatan.

Video di platform media sosial Twitter dan Weibo menunjukkan penumpang di Zhengzhou terjebak di kereta bawah tanah, air keruh naik hingga setidaknya setinggi pinggang orang dewasa. Tercatat 12 orang tewas dan lima lainnya luka-luka dalam insiden tersebut.

Salah satu dari mereka yang berhasil diselamatkan, Qijiqiyuan mengingat peristiwa yang berlangsung berjam-jam itu melalui Weibo.

"Airnya naik terus. Mulanya setinggi lutut, lalu pinggang. Saya mulai panik saat air naik ke dada," tulisnya dalam postingannya di Weibo.

Dia menggambarkan bagaimana semua orang seperti akan segera kehabisan udara.

"Saya mendengar seorang wanita memberikan informasi kepada anggota keluarganya jika dia tidak bisa pulang. Saya menelepon ibu saya dan mengatakan kepadanya bahwa saya mungkin tidak bisa pulang,” tuturnya.

Qijiqiyuan mengatakan dia akan pingsan ketika penyelamat membuka jendela. "Ini adalah pertemuan terdekat saya dengan kematian," katanya.

"Saya akan sangat menyesal jika saya mati. Saya akan menyesal tidak bertemu begitu banyak orang dan tidak makan hotpot pedas favorit saya. Yang terpenting, saya akan menyesal tidak mengatakan 'Aku mencintaimu’ kepada orang tua, nenek dan adik laki-laki saya,” tambahnya.

Di jalanan, terlihat mobil dan sepeda motor mengambang, sementara beberapa warga berpegangan pada pohon untuk menahan kepala agar berada di atas air yang tercurah.

Di Zhengzhou, lebih dari 200 mm hujan turun dalam satu jam pada hari Selasa, data meteorologi menunjukkan. Jumlah curah hujan antara Sabtu dan Selasa di kota itu mencapai 617,1 milimeter, mendekati rata-rata tahunan 640,8 mm. Lebih dari 30 waduk di provinsi ini telah melampaui level peringatannya.

Henan di Tiongkok tengah, di mana kuil Shaolin yang terkenal berada, adalah salah satu provinsi terpadat di negara itu dengan 94 juta penduduk.

Unggahan dengan tagar "Hujan deras di Henan" telah dibaca 3,4 miliar kali di mikroblog Tiongkok Weibo dan memicu 6,5 juta diskusi pada pukul 18.30 pada hari Selasa, dengan pengguna di Henan mengeluhkan listrik dan pasokan air terputus. Pasokan makanan juga dilaporkan terpengaruh.

Netizen lain memposting kata-kata penyemangat, dan menawarkan bantuan.

Banjir juga melanda bagian lain Henan, dengan landmark seperti kuil Shaolin dan gua Longmen, situs Warisan Dunia Unesco, ditutup sementara.

Awal bulan ini, Pusat Iklim Nasional Tiongkok memperingatkan negara itu untuk bersiap terhadap kejadian cuaca yang lebih ekstrem dari biasanya, dan memperkirakan kondisi cuaca buruk untuk sisa musim panas.

Diperkirakan curah hujan menjadi 20 hingga 50 persen lebih banyak dari biasanya, dan beberapa sungai besar, seperti Sungai Kuning, kemungkinan besar akan penuh dan menyebabkan banjir.

Sungai Kuning, sungai terpanjang kedua di Tiongkok setelah Yangtze, mengalir melalui sembilan provinsi, termasuk Henan.

Tahun lalu, di tengah pandemi covid-19, Tiongkok mengalami banjir terparah dalam beberapa dekade yang menewaskan sekitar 280 orang atau hilang.

Ahli meteorologi di Tiongkok menyalahkan Topan Yanhua atas curah hujan yang tidak biasa itu di Henan.

Yanhua, atau In Fa sebagai topan yang dikenal di luar Tiongkok, telah mendekati provinsi Fujian di tenggara Tiongkok, memaksa uap air didorong dari laut ke Henan berdasarkan jalur topan dan aliran arus udara, kata mereka.

Aliran udara bertemu dan bergerak ke atas ketika mereka menabrak pegunungan di Henan, menyebabkan curah hujan terkonsentrasi di wilayah tersebut. Hujan diperkirakan akan mereda pada Senin.

Mengutip studi pendahuluan, ilmuwan cuaca dan iklim Associate Professor Koh Tieh-Yong di Singapore University of Social Sciences mengatakan bahwa curah hujan lebat telah terjadi di Tiongkok tengah lebih sering dalam beberapa dekade terakhir karena pemanasan global telah memperluas zona subtropis di Asia Timur-Pasifik Barat wilayah utara, sehingga mengangkut kelembaban lebih jauh ke utara.

“Curah hujan yang berkepanjangan dan intens di provinsi Henan tahun ini, ketika digabungkan dengan kejadian hujan deras lainnya dalam satu atau dua dekade terakhir, mungkin merupakan manifestasi dari pergeseran sabuk hujan monsun musim panas ke utara,” katanya. (Straitstimes/OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya