Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Bom Mobil Lukai 13 Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Mali

Atikah Ishmah Winahyu
26/6/2021 13:00
Bom Mobil Lukai 13 Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Mali
ilustrasi bom(medcom.id)

SEBUAH bom mobil melukai 13 penjaga perdamaian PBB di Mali Utara, menurut laporan misi PBB. Sementara itu, tentara Mali mengatakan enam tentaranya tewas dalam serangan terpisah di pusat negara itu.

Serangan pada hari Jumat (25/6) di wilayah utara itu menargetkan pangkalan sementara yang didirikan oleh penjaga perdamaian di dekat desa Ichagara di wilayah Gao, di mana gerilyawan Islam yang terkait dengan al-Qaida dan Negara Islam aktif.

Seorang juru bicara misi PBB mengatakan, 12 dari yang terluka adalah orang Jerman dan satu orang Belgia. Misi itu sebelumnya mengatakan bahwa 15 penjaga perdamaian terluka tetapi kemudian merevisinya.

“Tiga tentara Jerman terluka parah,” kata menteri pertahanan Annegret Kramp-Karrenbauer dalam sebuah pernyataan.

“Dua di antaranya dalam kondisi stabil dan yang ketiga masih menjalani operasi,” imbuhnya.

“Sedikitnya enam tentara Mali tewas dan satu terluka dalam serangan terpisah di Boni di wilayah tetangga Mopti,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

Mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Baca juga: Pemimpin Kudeta Mali akan Dilantik Sebagai Presiden Transisi

Serangan bersenjata oleh militan Islam dan kelompok lain merajalela di sebagian besar Mali dan tetangganya Burkina Faso dan Niger, meskipun ada penjaga perdamaian dan ribuan tentara internasional lainnya di wilayah tersebut.

Misi PBB di Mali telah mengerahkan lebih dari 13.000 tentara untuk menahan kekerasan oleh kelompok-kelompok bersenjata di utara dan tengah negara Afrika Barat itu.

PBB telah mencatat sekitar 230 kematian sejak 2013, menjadikannya yang paling mematikan dari lebih dari selusin misi penjaga perdamaiannya.

Jerman menyumbang hingga 1.100 tentara misi PBB di Mali. Kebanyakan dari mereka berbasis di Gao.(The Guardian/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya