Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

India Pastikan Risiko Pengumpalan Darah AstraZeneca Minim

Basuki Eka Purnama
18/5/2021 08:07
India Pastikan Risiko Pengumpalan Darah AstraZeneca Minim
Seorang tenaga kesehatan menyiapkan vaksin AstraZeneca di Mumbai, India.(AFP/Punit PARANJPE)

PENELITIAN terhadap efek samping yang diderita mereka yang menerima vaksin covid-19 AstraZeneca di India menemukan bahwa jumlah kasus pengumpalan darah minim. Hal itu diungkapkan Kementerian Kesehatan India, Senin (17/5).

Sejumlah negara telah membatasi atau bahkan mencoret vaksin AstraZeneca dari kampanye vaksinasi covid-19 mereka karena munculnya kasus langka pengumpalan darah, meski para pakar menyebut manfaat dari vaksin itu lebih besar ketimbang risikonya.

Vaksin Oxford-AstraZeneca, salah satu dari tiga vaksin yang mendapatkan izin penggunaan darurat di India, merupakan yang terbanyak digunakan di negara Asia Selatan itu dan dibuat di Institut Serym di Pune, produsen vaksin terbesar di dunia.

Baca juga: Satu-Satunya Laboratorium Covid-19 di Gaza Rusak Dihantam Israel

Negara berpenduduk 1,3 miliar orang itu telah menyuntikkan 183 juta dosis vaksin sejauh ini.

"Data Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI) di India menunjukkan bahwa ada risiko namun minim terjadinya thromboembolik," ujar Kementerian Kesehatan India dalam pernyataan resmi.

Karenanya, imbuh kementerian itu, vaksin ini memiliki manfaat positif dengan potensi mencegah infeksi dan menurunkan risiko kematian karena covid-19 baik di dunia maupun di India.

India melaporkan KIPI saat vaksinasi pada 3 April yang mencakup 68,6 juta dosis vaksin AstraZeneca dan 6,7 juta dosis vaksin Covaxin, yang diproduksi perusahaan India, Bharat Biotech.

Hasilnya, ada 498 KIPI serius dengan 26 kasus dilaporkan sebagai thromboembolik, pascapenyuntikan vaksin AstraZeneca.

Kementerian Kesehatan India mengatakan angka kejadian yang sebesar 0,61 per 1 juta dosis jauh lebih rendah dari yang terjadi di Inggris. (AFP/OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya