Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Tsunami Kasus dan Kematian Baru Akibat Covid-19 Berlanjut di India

 Atikah Ishmah Winahyu
06/5/2021 13:41
Tsunami Kasus dan Kematian Baru Akibat Covid-19 Berlanjut di India
Pasien Covid-19 mendapat bantuan oksigen yang ditampung di Gurdwara, tempat pemujaan Sikhs, di Ghaziabad, India, Kamis (6/5/2021).(Prakash SINGH / AFP)

INDIA kembali melaporkan rekor 412.262 kasus Covid-19 baru dan rekor kematian harian mencapai 3.980 orang pada Kamis (6/5).

Infeksi Covid-19 di negara terpadat kedua di dunia itu telah melonjak melampaui 21 juta kasus dengan korban meninggal 230.168 orang, menurut data Kementerian Kesehatan India.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam laporan mingguan bahwa India menyumbang hampir setengah dari kasus Covid-19 yang dilaporkan di seluruh dunia pekan lalu dan seperempat dari jumlah kematian.

Pakar medis mengatakan angka sebenarnya India bisa lima hingga 10 kali lipat lebih banyak dari penghitungan resmi.

Krisis covid-19 India yang paling akut adalah di ibu kota, New Delhi, jika dibandingkan dengan kota-kota lain.

Di sisi lain, di wilayah perdesaan yang menjadi rumah bagi hampir 70% dari total populasi 1,3 miliar jiwa di India, memiliki fasilitas layanan kesehatan publik yang terbatas dan memicu kekhawatiran terkait pandemi Covid-19.

“Situasi menjadi berbahaya di desa-desa,” kata koordinator lapangan badan amal hak asasi manusia Manav Sansadhan Evam Mahila Vikas Sansthan, Suresh Kumar.

Di beberapa desa di mana badan amal itu bekerja di Negara Bagian Uttar Pradesh yang memiliki populasi sekitar 200 juta jiwa, dilaporkan ada orang meninggal akibat Covid-19 di hampir setiap rumah.

“Orang-orang ketakutan dan meringkuk di rumah mereka karena demam dan batuk. Gejalanya semuanya Covid-19, tetapi tanpa informasi yang tersedia, banyak yang mengira itu adalah flu musiman,” ungkapnya.

Penasihat ilmiah terkemuka negara itu telah memperingatkan akan potensi gelombang ketiga infeksi.

"Fase ketiga tidak bisa dihindari, mengingat tingginya tingkat virus yang beredar," kata penasihat ilmiah utama pemerintah, K VijayRaghavan dalam jumpa pers. “Tapi tidak jelas pada skala waktu apa fase 3 ini akan terjadi. Kita harus bersiap untuk gelombang baru,” imbuhnya.

Perdana Menteri (PM India Narendra Modi telah banyak dikritik karena tidak bertindak cepat untuk menekan gelombang kedua, setelah festival keagamaan dan demonstrasi politik menarik puluhan ribu orang dalam beberapa pekan terakhir dan menjadi sumber penyebaran.

Lonjakan infeksi juga bertepatan dengan penurunan drastis vaksinasi karena masalah pasokan dan pengiriman, meskipun India adalah produsen vaksin utama.

Namun, 1,9 juta sampel diuji untuk Covid-19 pada Rabu (5/5), setelah penurunan dalam jumlah rapid test harian, menurut Dewan Penelitian Medis India di Twitter. Rapid test harian mencapai puncak 1,95 juta pada Sabtu (8/5) mendatang. (aiw/Straitstimes/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya