Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Jepang Minta Bebaskan Jurnalis Kitazumi yang Ditahan di Myanmar

Nur Aivanni
19/4/2021 13:41
Jepang Minta Bebaskan Jurnalis Kitazumi yang Ditahan di Myanmar
Reporter freelance Yuki Kitazumi asal Jepang yang ditahan aparat keamanan Myanmar.(Foto/Twitter/mrattkthu)

JEPANG telah mendesak pihak berwenang Myanmar untuk membebaskan seorang jurnalis Jepang yang ditahan di penjara Yangon, salah satu dari setidaknya 65 wartawan yang ditangkap selama tindakan keras junta terhadap aksi protes anti-kudeta.

Militer telah meningkatkan upayanya untuk menghancurkan perbedaan pendapat menyusul demonstrasi massa menentang penggulingan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, dengan sedikitnya 737 warga sipil tewas dan pers semakin dibungkam.

Reporter freelance Yuki Kitazumi ditahan pada Minggu (18/4). Juru Bicara Kedutaan Jepang membenarkan bahwa dia dipindahkan semalam dari rumah jaga polisi ke penjara Insein.

Kepada AFP, pada Senin (19/4), juru bicara itu mengatakan bahwa Kitazumi belum dituntut dan para diplomat meminta izin untuk mengunjunginya di penjara. Insein terkenal untuk menahan tahanan politik.

"Kami meminta Myanmar membebaskan orang tersebut lebih awal. Kami akan melakukan yang terbaik untuk melindungi warga negara Jepang itu," kata Juru Bicara Pemerintah Jepang Katsunobu Kato kepada wartawan.

"Mengenai alasan penangkapan dan penahanannya, Kedutaan Besar Jepang sedang bekerja untuk mempelajari detailnya," tambahnya.

Itu adalah kedua kalinya Kitazumi ditahan sejak kudeta. Pada Februari 2021, dia dipukuli dan ditahan sebentar selama tindakan keras terhadap pengunjuk rasa, tetapi kemudian dibebaskan.

Pers telah terperangkap dalam tindakan keras junta ketika militer berusaha memperketat kontrol atas arus informasi, membatasi akses internet, dan mencabut izin lima media lokal.

Setidaknya 34 jurnalis dan fotografer tetap ditahan di seluruh Myanmar, menurut kelompok pemantau Reporting ASEAN.

Kelompok pemantau lokal, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, mengatakan tiga wartawan di Negara Bagian Kachin dari Myitkyina News Journal ditahan di sebuah pusat interogasi.

"Di pusat interogasi ini, para tahanan dipaksa untuk menandatangani dan mengaku di bawah tekanan atau melalui penyiksaan yang kejam," kata AAPP dalam update hariannya, pada Senin. (AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya