Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
SEBANYAK 14 negara menyuarakan keprihatinannya atas laporan baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang asal-usul virus korona. Studi yang sudah diantisipasi secara luas itu didasarkan pada penyelidikan oleh misi pencari fakta WHO ke kota Wuhan di Tiongkok tempat virus baru itu pertama kali terdeteksi.
Setelah kunjungan selama empat minggu, tim WHO yang terdiri dari 17 pakar internasional menyimpulkan dalam laporan itu bahwa sangat tidak mungkin covid-19 muncul dari kebocoran laboratorium, posisi yang pertama kali diajukan oleh Amerika Serikat tahun lalu. Tiongkok membantah keras tuduhan tersebut.
Sebaliknya, para ilmuwan mengatakan virus itu sangat mungkin ditularkan di antara manusia melalui inang perantara, dan kemungkinan besar virus itu ditularkan ke manusia dari hewan.
Kemudian, 14 negara termasuk Amerika Serikat, Australia, Kanada, Republik Ceko, Denmark, Estonia dan Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sepenuhnya mendukung upaya WHO untuk mengakhiri pandemi. ermasuk memahami bagaimana virus itu dimulai dan menyebar. Namun, mereka juga menyuarakan keprihatinan karena adanya penundaan dan kurangnya akses penuh ke data.
"Penting bagi kami untuk menyuarakan keprihatinan bersama bahwa studi pakar internasional tentang sumber virus SARS-CoV-2 ditunda secara signifikan dan tidak memiliki akses ke data dan sampel yang lengkap dan asli," imbuh mereka.
Jepang, Latvia, Lituania, Norwegia, Republik Korea, Slovenia dan Inggris juga menandatangani pernyataan bersama. Secara terpisah, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menuntut penelitian lebih lanjut untuk mencapai kesimpulan yang lebih kuat.
"Saya tidak percaya bahwa penilaian ini cukup ekstensif," kata Tedros dalam jumpa pers, Selasa (30/3).
"Meskipun tim telah menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium adalah hipotesis yang paling kecil kemungkinannya, hal ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut, berpotensi dengan misi tambahan yang melibatkan ahli spesialis, yang siap saya gunakan," tambahnya.
Kementerian luar negeri Tiongkok membalas kritik dari kepala WHO, dengan mengatakan bahwa Beijing telah sepenuhnya menunjukkan keterbukaan, transparansi, dan sikap bertanggung jawabnya.
"Mempolitisasi masalah ini hanya akan sangat menghambat kerja sama global dalam studi asal-usul, membahayakan kerja sama anti-pandemi dan mengorbankan lebih banyak nyawa," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Uni Eropa menyebut laporan itu sebagai langkah pertama yang membantu dan menyoroti kebutuhan untuk studi lebih lanjut, mendesak otoritas terkait untuk membantu tetapi tanpa menyebut Tiongkok. Membahas temuannya, kepala tim peneliti yang melakukan perjalanan ke Tiongkok Peter Ben Embarek, mengatakan laporan itu bukan produk statis, tetapi produk dinamis. Ia menambahkan bahwa akan ada analisis baru.
Embarek menuturkan, sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa salah satu laboratorium di Wuhan terlibat dalam kecelakaan kebocoran.
"Bukan tidak mungkin," katanya sambil menunjuk fakta bahwa kecelakaan di laboratorium sudah pernah terjadi di masa lalu.
"Tapi kami belum mendengar atau melihat apa pun yang memerlukan kesimpulan berbeda," tambahnya.
baca juga: AS-WHO Minta Tiongkok Beri Banyak Data Asal Usul Pandemi
Ketidakmampuan misi WHO untuk menyimpulkan di mana atau bagaimana virus mulai menyebar pada manusia berarti bahwa ketegangan akan terus berlanjut tentang bagaimana pandemi dimulai dan apakah Tiongkok telah membantu upaya untuk mencari tahu. Atau seperti yang diduga AS, Tiongkok menghalangi mereka mencari sumber asal virus.
Embarek mengatakan anggota tim menghadapi tekanan politik dari semua sisi, tetapi dia tetap bersikeras bahwa mereka tidak pernah dipaksa untuk menghapus elemen penting dalam laporan yang dibuat WHO.
"Kami tidak memiliki akses penuh ke semua data mentah yang kami inginkan, itu telah dimasukkan sebagai rekomendasi untuk studi di masa mendatang," tandasnya. (Aljazeera/OL-3)
ORGANISASI Kesehatan Dunia atau WHO baru-baru ini menyatakan bahwa Timor Leste bebas malaria. Hal ini lantas menjadi tonggak sejarah kesehatan publik yang luar biasa bagi negara tersebut.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Virus Chikungunya sedang menyebar ke wilayah Samudera Hindia, Eropa, hingga wilayah lain. WHO mengeluarkan seruan mencegah terjadinya pandemi virus Chikungunya
Tank Israel memasuki Deir al-Balah di Gaza tengah untuk pertama kalinya dalam 21 bulan perang. PBB perkirakan 80 ribu warga harus dievakuasi.
BEBAN penyakit pneumonia di Indonesia masih tergolong tinggi, khususnya pada kelompok usia dewasa dan lansia, serta individu dengan penyakit penyerta.
KEPALA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (26/6), mengatakan bahwa badan tersebut berhasil mengirimkan pengiriman medis pertamanya ke Gaza sejak 2 Maret.
Sapto mengatakan, awalnya pihak berusaha menghubungi pemilik rumah namun tak membuahkan hasil. Begitu pula kepada para penyewa sebelumnya yang juga tidak kooperatif.
VARIAN virus Corona baru pada kelelawar terdeteksi oleh Peneliti di Institut Virologi Wuhan, Seperti SARS-CoV-2, virus kelelawar, HKU5-CoV-2 mengandung fitur
SEBUAH tim di Tiongkok telah menemukan virus corona kelelawar baru. Ia disebut membawa risiko penularan dari hewan ke manusia karena menggunakan reseptor manusia yang sama dengan Covid-19
Analisis CIA mencakup pemeriksaan lebih mendalam terhadap kondisi di laboratorium keamanan tinggi di Wuhan, Tiongkok, sebelum wabah terjadi.
Penyebabnya berasal dari kebocoran dari laboratorium di Wuhan, Tiongkok.
Departemen Energi Amerika Serikat (AS) telah menyimpulkan bahwa pandemi kemungkinan besar muncul dari kebocoran laboratorium di Wuhan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved