Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Putin Alami Efek Samping Usai Divaksin Covid-19

Basuki Eka Purnama
30/3/2021 05:58
Putin Alami Efek Samping Usai Divaksin Covid-19
Presiden Rusia Vladimir Putin(AFP/Mikhail KLIMENTYEV / Sputnik)

PRESIDEN Rusia Vladimir Putin, Minggu (28/3). mengaku mengalami sedikit efek samping usai divaksin Covid-19 dosis pertama pada Selasa (23/3). Hal itu diberitakan Kantor Berita Interfax, mengutip wawancara di TV.

"Saya bangun pagi keesokan harinya usai divaksin dan sepertinya saya agak merasakan nyeri otot. Saya ukur dengan termometer, suhu saya
normal," kata Putin kepada saluran Rossiya 1 TV.

Putin juga mengaku merasa tidak nyaman di tempat bekas suntikan.

Baca juga: Rumah Sakit di Paris Tertekan Akibat Covid-19

Presiden Rusia itu tidak menyebutkan yang mana dari tiga vaksin Rusia yang diterimanya, mengatakan hanya dokter yang menyuntikkannya saja yang tahu soal itu.

Kremlin mengumumkan keputusan Putin bersedia divaksin covid-19 pada Desember dan presiden menuturkan penundaan itu terjadi karena perlunya menggabungkan vaksin yang akan ia terima.

Putin mengatakan bahwa dari ketiga vaksin buatan Rusia, yang paling dikenal sekaligus yang beredar luas Sputnik V, hampir sama.

Hampir dua pertiga warga Rusia enggan disuntik vaksin Sputnik V, menurut jajak pendapat independen Levada Center, dengan sebagian besar responden mengutip efek samping sebagai alasan utama.

Rusia mulai menggelar kampanye vaksinasi covid-19 pada Desember. Senin lalu, Putin mengatakan 4,3 dari 144 juta warga Rusia sejauh ini telah mendapatkan dosis kedua vaksin.

Rusia mencatat 4,5 juta lebih kasus covid-19 hingga saat ini.

Putin mengaku dirinya berharap agar Rusia dapat mencapai kekebalan kawanan dan mencabut pembatasan covid-19 pada akhir musim panas.

Kekebalan kawanan merujuk pada situasi di mana cukup banyak orang dalam populasi yang kebal terhadap infeksi sehingga secara efektif mampu menghentikan penyebaran penyakit.

Dengan wabah covid-19, sejumlah ilmuwan berharap agar kekebalan kawanan bakal meningkat begitu antara 50-70% populasi mempunyai kekebalan terhadap infeksi. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya