Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO), Senin (22/3), mengecam semakin lebarnya jurang vaksin covid-19 yang telah diberikan di negara kaya dan negara miskin.
WHO mengkritik negara-negara kaya yang telah mulai memvaksinasi orang-orang muda yang berisiko rendah tertular covid-19. Lembaga PBB itu mengatakan negara-negara kaya itu melakukan hal tersebut meski banyak orang yang hidupnya terancam di negara-negara miskin.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dirinya sangat terkejut melihat sangat minimnya upaya mencegah 'bencana kegagalan moral' yang sebenarnya telah diramalkan untuk memastikan distribusi vaksin covid-19 yang adil.
Baca juga: Swiss Setujui Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson
"Jurang antara jumlah vaksinasi yang diberikan di negara kaya dengan jumlah vaksinasi yang diberikan melalui Covax terus melebar setiap harinya dan itu sangat mengerikan," ujar Tedros mengacu pada program untuk memastikan negara-negara miskin mendapatkan akses pada vaksin covid-19.
"Negara-negara kini telah mulai memvaksinasi orang-orang muda dan sehat yang berisiko rendah. Hal itu berarti mereka mengabaikan nasib tenaga kesehatan, lansia, dan warga risiko tinggi di negara lain."
"Ketidakseimbangan distribusi vaksin ini bukan hanya kegagalan moral namun kegagalan secara ekonomi dan epidemiologi."
"Sejumlah negara berlomba memvaksinasi seluruh warga mereka sementara negara lain tidak memiliki vaksin satu pun," imbuhnya.
Tedros kemudian mengatakan negara kaya, saat ini, membeli kenyamanan jangka pendek namun hanya semu.
Dia mengatakan semakin lama penyebaran covid-19 berarti virus memiliki kesempatan untuk bermutasi sehingga variannya akan semakin banyak. Nantinya, akan ada virus korona yang kebal terhadap vaksin.
"Selama virus terus bersirkulasi, jumlah orang yang meninggal akan semakin banyak. Perdagangan dan perjalanan akan terus terganggu. Kepulihan ekonomi akan terus tertunda," tegas Tedros. (AFP/OL-1)
WHO mengungkap kebersihan di lingkungan rumah berperan penting dalam pencegahan kanker serviks.
Samoa, Nauru, dan Tonga masuk dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Simak data terbaru dari WHO.
Laporan WHO terbaru menyebutkan bahwa mulai pertengahan April 2025 sirkulasi varian LP.8.1 mulai berkurang dan varian baru NB.1.8.1 meningkat, yang diberi nama varian Nimbus
AKHIR Mei yang lalu peningkatan kasus covid-19 kembali terjadi di Asia Tenggara seperti Singapura, Thailand, Hongkong, dan Malaysia. Banyak negara juga mulai bersiap.
TERJADI lonjakan kasus covid-19 di berbagai negara, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan Terhadap Peningkatan Kasus Covid-19.
Otoritas kesehatan terkemuka AS dan Argentina juga meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai ‘sistem kesehatan internasional alternatif’ yang terpisah dari WHO.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved