Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Biden: Trump tidak Pantas Peroleh Pengarahan Intelijen

Atikah Ishmah Winahyu
06/2/2021 14:25
Biden: Trump tidak Pantas Peroleh Pengarahan Intelijen
Presiden Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden.(AFP/Erin Schaff.)

PRESIDEN Joe Biden mengatakan bahwa dia tidak berpikir pendahulunya, Donald Trump, harus memiliki akses ke pengarahan intelijen karena perilakunya yang tidak menentu.

"Saya kira tidak," kata Biden dalam wawancara Jumat (5/2) malam ketika ditanya penyiar CBS Evening News Norah O'Donnell terkait Trump harus mendapatkan pengarahan atau tidak.

"Karena perilakunya yang tidak menentu yang tidak terkait dengan pemberontakan," ujarnya, merujuk pada penyerbuan Capitol AS pada 6 Januari oleh pendukung Trump. Mantan presiden AS biasanya menerima beberapa pengarahan intelijen bahkan setelah mereka meninggalkan jabatan.

Trump sering merendahkan komunitas intelijen dan tidak dikenal karena melakukan pengarahan panjang selama masa jabatannya di Gedung Putih. Partai Republik menghadapi persidangan pemakzulan keduanya minggu depan, kali ini dituduh memicu pemberontakan di Capitol dengan meminta orang-orang untuk melawan hasil pemilu.

Ditanya apa kekhawatiran terbesarnya jika Trump menerima informasi rahasia, Biden menolak. "Saya lebih suka tidak berspekulasi. Saya hanya berpikir bahwa dia tidak perlu memiliki pengarahan intelijen. Nilai apa yang memberinya briefing intelijen? Apa dampak yang dia miliki, selain fakta bahwa dia mungkin terpeleset dan mengatakan sesuatu?" tuturnya.

Wawancara tersebut dilakukan saat Kongres menyetujui anggaran yang akan membuka jalan bagi Biden untuk meloloskan bantuan covid-19 sebesar US$1,9 triliun. Tapi dia mengakui dalam wawancara CBS bahwa dia tidak mengharapkan proposalnya untuk menaikkan upah minimum menjadi US$15 per jam untuk dimasukkan.

"Dugaan saya tidak akan ada di dalamnya. Tapi saya pikir kami harus memiliki upah minimum, berdiri sendiri, US$15 per jam," ujarnya.

Meningkatkan upah minimum dapat melanggar aturan Senat tentang rekonsiliasi, alat yang akan digunakan Partai Demokrat untuk mengesahkan RUU bantuan virus korona Biden tanpa dukungan Partai Republik di Senat yang terpecah.

Biden mengatakan dia akan siap untuk menegosiasikan kenaikan upah secara terpisah dan kenaikan tersebut dapat dilakukan secara bertahap.

"Tidak ada yang harus bekerja 40 jam seminggu dan hidup di bawah upah kemiskinan. Jika menghasilkan kurang dari US$15 per jam, anda hidup di bawah upah kemiskinan,” kata Biden. Upah minimum federal saat ini sebesar US$7,25 per jam. (The Guardian/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik