Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Rusia Minta AS Lebih Dulu kembali pada Perjanjian Nuklir Iran

Nur Aivanni
26/1/2021 20:40
Rusia Minta AS Lebih Dulu kembali pada Perjanjian Nuklir Iran
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bertemu dengan mitranya dari Iran Mohammad Javad Zarif di Moskow, Selasa (26/1).(AFP/Kementerian Luar Negeri Rusia)

RUSIA meminta Amerika Serikat harus mencabut sanksi terhadap Teheran dan mematuhi kesepakatan nuklir Iran. Ini menjadi syarat bagi republik Islam itu untuk bergabung kembali dengan perjanjian itu.

Setelah berbicara dengan Iran, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Selasa (26/1), mengatakan bahwa ia berharap Amerika Serikat kembali pada kepatuhan penuh dengan resolusi Dewan Keamanan yang sesuai. Ini akan menciptakan kondisi bagi Iran untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan nuklir tersebut.

Kesepakatan nuklir Iran disepakati pada 2015 antara Iran, Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, Inggris, Prancis, dan Jerman. Kesepakatan tersebut menawarkan keringanan sanksi sebagai imbalan atas pembatasan ambisi nuklir Teheran dan jaminan tidak akan mengupayakan bom atom.

Perjanjian tersebut sebagian besar berantakan setelah mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dan memerintahkan para pejabat untuk menerapkan kembali hukuman berat terhadap Teheran sebagai bagian dari kebijakan tekanan maksimum dari pemerintahannya.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, pada Selasa, menggemakan posisi Rusia dengan mengatakan bahwa jika Washington mencabut sanksi terhadap Iran, pihaknya akan kembali ke implementasi penuh dari kewajiban berdasarkan perjanjian tersebut.

Washington telah memberi kesan bahwa pihaknya siap untuk bergabung kembali dengan perjanjian itu. Calon Menteri Luar Negeri pilihan Presiden Joe Biden, Anthony Blinken, mengatakan pada sidang konfirmasi Senat bulan ini bahwa kebijakan Trump telah membuat Iran lebih berbahaya. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya